Search This Blog

Monday, April 24, 2017

Ketika Engkau Pergi


Ada gerimis di sudut mataku
Hatiku berembun basah
Nafas tersenggal isak tangis
Adakah kau masih peduli?

Pelangi kini berubah warna
Tinggalah hitam putih dan abu-abu
Taman bunga tak lagi mewangi
Kuncup layu sebelum sempat berkembang

Aku termangu di tengah pembaringan
Menghempas mimpi yang kugantung di langit-langit kamar
Menggulung harapan helai demi helai
Kukemas rapi di laci lemari
Untuk kubuka di lain hari
Atau mungkin tidak sama sekali

Bandung, 18 April 2017

Share/Bookmark

Saturday, April 22, 2017

Putri Galing dan Pangeran Tampan




Hujan deras mengguyur perkampungan. Petir berkali-kali menampakkan kilatannya. Pohon-pohon tampak kerepotan meliuk-liuk berusaha bertahan untuk tetap berdiri kokoh melawan terpaan angin yang begitu kencang. Beberapa pohon besar ranting dan dahannya patah. Pohon yang terlalu tinggi menjulang, tumbang. Perkampungan menjadi sangat mengerikan. Air bercucuran sangatlah deras dari atap genting di setiap rumah. Rumah panggung, yang sepenuhnya terbuat dari kayu, dengan anyaman bambu sebagai dindingnya.

Share/Bookmark

Tuesday, April 18, 2017

Di Bawah Meja Pojok



Senin siang. Matahari begitu terik. Angga melangkahkan kakinya dengan cepat memasuki perpustakaan. Setelah terlebih dahulu mendapatkan sapaan ramah Yoga yang seperti biasa mengucapkan “Selamat membaca” kalimat yang terlalu sederhana. Tapi ada lagi yang tak lupa selalu Yoga katakana kepada setiap pengunjung yang datang adalah,  “Sebaiknya Anda tidak duduk di bangku pojok barat ruangan ya! Cari tempat nyaman yang lain, terimakasih.”

Share/Bookmark

Karenamu Aku Lebih Mengenal-Nya


“Malam ini bisikkanlah : ‘Ya Allah aku memohon ampunan kepadamu atas dosa dan masalaluku yang senantiasa menghantui perasaanku, menyadap energi dan fikiranku. Ya Allah aku ingin bahagia, aku ingin mendapatkan cinta dan kasih sayang-Mu. Ya Allah selamatkan aku’. Selamat menunaikan ibadah solat isya Rahma”
Rian. 

Share/Bookmark

Sunday, April 2, 2017

GLAMPING LAKESIDE


Pagi buta, kaki Maya melangkah tergesa-gesa. Membawa tubuh mungilnya yang semalam kurang sehat ke suatu tempat. Tampat di mana ia berjanji akan bertemu dengan seseorang yang katanya sangat menyayanginya sepenuh hati. Selama bertahun-tahun mereka bersama dalam sebuah kedekatan yang boleh dibilang terlalu dekat atau bahkan sebaliknya, kedekatan mereka itu tak berarti sama sekali.

Share/Bookmark