Dik, Ciamis pagi ini dingin sekali. Sama dinginnya dengan secangkir kopi
yang tak sempat aku teguk tadi malam. Cangkirnya masih berada di atas meja
sejak tadi malam. Aku sampai lupa waktu, tercenung duduk di teras depan
rumah, memandangi malam yang gelap tapi seolah menjadi terang benderang ketika
bayang wajahmu muncul di pelupuk mataku.
