Hey
kamu anak
gadis yang masih beranggapan jika malam tahun baru itu adalah saat yang paling tepat
untuk mengungkapkan berbagai keinginan. Lalu masih ikutan perayaan pergantian
tahun wara-wiri malam-malam kovoy pakai motor, mobil, keluyuran gak jelas,
sampai orangtua mu di rumah cemas gara-gara anak gadisnya diboncengin pemuda
yang belum jelas siapa, orang mana, dan maksud mendekati anak gadisnya itu apa?
Lalu kamu yang cantik menjawab, “Enggak kok, orang kita cuma keliling-keliling
aja, make a wish sama gebetan lalu ngumpul-ngumpul bakar jagung, dan
barbeque”
Kamu
yang pemuda, bujang lajang ganteng dengan masa depan yang masih panjang. Ikutan
geng temen karena takut dianggap gak solider jika gak ikutan perayaah
pergantian tahun. Lalu kamu akhirnya ikut begadang gara-gara takut disangka
bukan laki jika malam tahun baru hanya ngumpet di kamar. Lantas akhrinya kamu
ikutan nyobain ngisep rokok, nyobain neguk alcohol. Lalu kamu beralasan, “Mumpung
tahun baruan laaah, setahun sekali”
Dan
Anda para pabak-bapak yang sudah berwajah om-om masih ingin ikutan? Ngedadak mengatur
janji dengan rekan tongkrongan dengan alasan biar kekinian dan mengenang masa
muda. Mendadak membuat janji reunian dengan teman SMA atau kuliah dengan dalih
bakar jagung di gunung sambil melepas rindu. Begadang sampai pagi, saling berbagi
tentang harapan dan keinginan masa yang akan datang, yang sebentar lagi tiba.
Lalu,
pada saat jam menunjukkan pukul 00:00 seolah waktu dibuat berhenti. Bunyi
serine melengking, dan petasan serta kembang api dibakar dan diluncurkan ke
langit. Menciptakan keindahan, langit menjadi warna-warni terang benderang
sekaligus berasa begitu bising, memekakakn telinga dan jika nenek bilang itu
seperti jaman perang dulu. Kasihan langitnya heiy… ditembaki dari bawah, dengan
milyaran cahaya, kembang api yang panas, serta ledakan-ledakan yang kencang
luar biasa. Kalauu langit bisa berkata sesuatu mungkin ia sudah bilang “Tolongnlah..
Aku ingin istirahat dengan senyap seperti biasa, seperti malam-malam sebelumnya…”
Dan
bagi mereka yang berdalih Cuma jalan-jalan manikmati emadangan kota, yang
mendadak ramai dan indah dengan pesta kembang api, tetep aja kamu ikutan
perayaan kan… Hehe.
Dan
heiy… ini sudah zaman post modern lho… Dimana masa post modernisme secara
harafiah dapat diartikan sebagai sebuah masa setelah masa modern, pun dapat
diartikan sebagai sebuah zaman yang melahirkan manusia dengan pemikiran yang
boleh jadi melawan konsepsi-kosepsi yang dipegang oleh modernisme itu sendiri. Post
modernisme menjanjikan sebuah pemahaman akan sebuah dunia baru dengan gejala
pemikiran manusia akan perkembangan dunia yang semakin cair dan luwes.
Sdangkan
secara terminologi, menurut tokoh dari postmodern, Pauline Rosenau (1992)
mendefinisikan Postmodern secara gamblang dalam istilah yang berlawanan antara
lain: Pertama, postmodernisme merupakan kritik atas masyarakat modern dan
kegagalannya memenuhi janji-janjinya. Juga postmodern cenderung mengkritik
segala sesuatu yang diasosiasikan dengan modernitas yaitu pada akumulasi
pengalaman peradaban Barat adalah industrialisasi, urbanisasi, kemajuan
teknologi, negara bangsa, kehidupan dalam jalur cepat. Namun mereka meragukan
prioritas-prioritas modern seperti karier, jabatan, tanggung jawab personal,
birokrasi, demokrasi liberal, toleransi, humanisme, egalitarianisme, penelitian
objektif, kriteria evaluasi, prosedur netral, peraturan impersonal dan
rasionalitas.
Di
jaman post modern ini sudah banyak orang yang mulai jenuh dengan kebiasaan yang
mereka anggap paling modern sebelumnya. Sudah mulai jenuh dengan
kebebasan-kebebasan gaya hidup modern, dan memilih jalan yang berbeda sebagai
bentuk kritikan atas kebiasan-kebiasaan yang dilakukan di masa modern.
Tuuuh
kan… Sah-sah saja kan kalau kini sudah mulai banyak orang yang mulai merasa
jenuh dan memilih berubah serta kembali kepada Tuhan misal.
Dalam
agama Islam banyak dibahas dalam hadis dan ayat diantaranya adalah
مَنْ تَشَبَّهَ
بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa
menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud, Ahmad
dan dishahihkan Ibnu Hibban. Ibnu Taimiyah menyebutkannya dalam kitabnya
Al-Iqtidha’ dan Fatawanya. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ no.
2831 dan 6149)
Waaah
hadis ini sudah sangat popular lho… tapi masih banyak saja yang melanggarnya.
Masih merayaka ulang tahun, merayakan tahun baru, padahal… Ah, jangan bahas alasannya
ya, yang baca sudah pada pandai semua.
Namun
terlepas dari kemiripan yang merayakan pergantian tahun baru dengan
budaya-budaya non muslim sehingga diindikasikan orang tersebut bisa digolongkan
kepada kaum tersebut, ada yang lebih menarik perhatian saya.
Jujur,
ketika saya masih menjadi bagian dari orang yang ikut merayakan pergantian
malam tahun baru, ikut berdesakkan dalam hingar-bingar kemacetan lalu lintas
malam itu, baru saja beberapa puluh menit berada dalam keadaaan seperti itu
saya sudah merasa jenuh. Memang pada dasarnya sih… sejak dahulu kala saya tak
suka kemacetan. Dan sejak dahulu kala juga sudah tak menyukai kebisingan. Dan yang
tak habis fikir itu ketika tahu bahwa harga kembang api yang meletap meletup di
langit itu harganya mahal. Hmm… di sanalah saya mulai semakin tak setuju dengan
kebiasaan perayaan malam tahun baru.
Banyak
tindakan yang jika difikirkan dengan logika merupakan tindakan-tindakan yang
sia-sia. Pemubadziran dan ah, rasanya tak ada kerjaan. Menyengaja begadang,
mengucapkan berbagai permintaan di malam ergantian tahun. Lha, memangnya Tuhan
hanya aktif dan membuka pintu do’a di malam tahun baru? Ya enggak laah…
Dan
yang lebih membuat saya ingin tertawa hingga sekarang adalah, katika mereka
memiliki resolusi tahun baru dengan sebagian besar keinginan untuk punya
kehidupan yang lebih baik di tahun mendatang, lalu tiba-tiba tanggal 1 januari
ia bangun kesiangan gegara lepas begadang dan lantas solat subuhnya dilewatkan.
Hello… Anda gagal menjadi lebih baik sejak awal tahun. Disitulah kadang saya
suka merasa miris…
Jika
ingin lebih baik, maka lakukan resolusi setiap waktu. Bukankah Tuhan selalu
terjaga setiap saat. Selalu mendengarkan berbagai permohinan bahkan ucapan
sederhana sekalipun kerap menjadi do’a. Semoga bukan hanya di malam pergantian
tahun baru nanti saja kita berharap lebih baik dan berniat memperbaiki diri.
Tapi untuk setiap hari, setiap waktu.
Semoga
yang mau ikutan perayaan nanti malam… salamin buat mereka yang sama-sama
begadang sama kamu ya… inget, solat subuhnya jangan kelewat. Adapun saya, malam
nanti mungkin akan tidur pulas. Walaupun tiba-tiba akan sangat terganggu dengan
suara dar der dor di angkasa sekitar pukul 23:30 sampai pukul01:00.
Keren Bu Guru ini nasehat yang langka.
ReplyDeleteHehe... Makasih Bunda... Just self reminder... :-)
Delete