Search This Blog

Wednesday, October 4, 2017

Reuni dan Tips Menghadirinya

Bagi sebagian besar orang reuni adalah sesuatu yang ditunggu karena merupakan hal yang paling menyenangkan. Dimana bisa berkumpul dan melepas rasa rindu kepada teman lama. Dalam reuni kita bisa berbagi cerita dengan teman dan sahabat yang sudah sekian lama tak bersua. Saya juga sempat merasakan hal yang sama. Walaupun saya tidak begitu sering menyempatkan diri untuk menyengaja menghadiri acara reuni. Bukan karena terlalu sibuk dengan pekerjaan, namun ketika saya sudah berkeluarga, maka sayang rasanya menggunakan waktu libur untuk bersama orang lain. Lebih baik digunakan bersama keluarga tercinta.

Tidak bisa dipungkiri, reuni memang bisa membawa kita ke masa lalu. Membuat semangat terasa kembali muda. Dan tentunya sangat menyenangkan bisa kembali silaturahmi dengan kawan lama. Karena bagaimanapun mereka adalah bagian penting dalam hidup kita. Tanpa mengenal dan bersinggungan dengan mereka di masa lalu, kita tidak akan bisa menjadi diri kita yang sekarang. Mereka yang senantiasa memotifasi dan mengingatkan kita dengan tulus. Adapun yang dengan tidak sengaja pernah mem-buly atau menyakiti, anggap saja itu salah satu pendorong terbentuknya  mental dan sikap kita. Tanpa ejekan dan cemoohan dari mereka kita tak akan setegar dan sekuat sekarang.
Tetapi, ada hal yang selama ini mengganjal. Melihat penomena yang ada, saya menemukan sesuatu yang menggelitik hati. Ketika seseorang yang sudah berstatus kepala keluarga berangkat ke sebuah acara reuni, lalu bertemu dengan mereka teman perempuan di masa lalunya (bisa teman biasa, bisa juga mantan kekasihnya semasa muda), kemudian ia kembali ke rumah, dengan wajah yang ceria. Awalnya saya pikir itu baik, karena membuat orang tersebut memiliki suasana baru. Ia bisa melupakan sejenak kesibukan pada pekerjanya, dan merasakan hidup yang lebih berwarna dengan bertemu orang-orang yang mungkin dia rindukan. Namun lama-kelamaan ketika ia mulai sibuk dengan gadgetnya, berbincang-bincanng terlalu asik di whatsapp, dan ketika ternyata betapa cantik dan manariknya teman –teman perempuannya, maka tidakkah itu akan memicu rasa cemburu pada hati istrinya?
Tapi siapakah yang sebenarnya bersalah? Ketika sang istri memohon agar suaminya mengurangi komunikasinya bersama mereka, lalu apa jawaban yang didapatkan? Ia bilang bahwa ia dan mereka tidak ada apa-apa. Hanya teman biasa sebatas melepas rindu masa lalu. Tapi pertanyaan saya sekarang adalah, apa harus sesering itu berkomunikasi dengan mereka? Bukankah kehidupan dia yang  sekarang adalah istri dan anak-anaknya? Bukankah mereka hanya sebatas masa lalu yang sejatinya sudah memiliki kehidupan masing-masing?
Apanya yang salah? Apa yang harus diperbaiki? Siapa yang harus dipersalahkan? Ketika acara reuni menjadi lebih penting daripada acara keluarga? Karena terjadi kasus cinta lama bersemi kembali yang mengakibatkan retaknya sebuah keluarga yang sudah lama dibangun dan kemudian hancur gara-gara sang suami atau istri bertemu kembali dengan kekasihnya yang dulu. Atau bertemu dengan seseorang di masa lalunya yang ia sukai dan belum sempat mengatakan perasaannya di masa lalu karena malu atau alasan lainnya.
Pantas saja dalam ajaran agama Islam dilarang berpacaran. Selain karena haram hukumnya kini saya menjadi paham. Mengapa pacaran itu dilarang agama. Menurut saya ada kebaikan lain dalam larangan tersebut. Ketika seseorang tidak pacarana makai a tidak akan memiliki mantan kekasih. Karena jika hanya satu yang dicintai maka kita tidak akan memiliki pembanding. Kita tidak akan mengingat orang lain saat kita mendapatkan masalah dalam sebuah kehidupan rumah tangga. Kita akan selalu memaafkan kekurangan pasangan dan senantiasa memperbaiki diri agar selaras dengan apa yang menjadi keinginan pasangan kita.
Jika kita memiliki kekasih di masa lalu, maka ketika ada reuni, itu akan membahayakan keutuhan rumahtangga. Memicu rasa cemburu pasangan, dan membuat pembanding ketika kita mendapatkan pasangan kita melakukan hal yang tidak kita sukai. Jangan sampai itu terjadi. 
Adapun tips menghadiri acara reuni.
1.    Jadilah peserta reuni yang baik dengan niat bersilaturahim semata. Karena dengan bersilaturahim akan memperpanjang tali persaudaraan.
2.    Bawa serta keluarga dan kenalkan kepada kawan-kawan lama jika mereka adalah kehidupan Anda sekarang yang Anda banggakan.
3.    Jangan sungkan memperkenalkan diri Anda pula di hadapan keluarga teman lama Anda agar tidak terjadi kecurigaan apabila Anda dan teman lama Anda merupakan lawan jenis. Bersikaplah terbuka kepada mereka dan jadikan keluarga kawan Anda sebagai teman Anda pula.
4.    Manfaatkan acara reuni sebaik mungkin. Buatkan program yang jelas dan lebih bermanfaat. Acara reuni bukan hanya ajang saling bertukar cerita kenangan masa lalu, melainkan bisa digunakan sebagai ajang berbagi pengalaman hidup, belajar bisnis dan memperbanyak relasi, serta melakukan kegiatan bakti sosial.
5.    Hindari reuni yang dihadiri mantan kekasih Anda. Karena walaupun sudah terlalu lama kalian berpisah, besar kemungkinan cinta lama akan bersemi kembali. Jika tidak bisa menghindar, maka bersikaplah senetral mungkin.
6.    Boleh membuat grup komunikasi di media sosial, dengan catatan tetap ramai bicara terbuka di dalam grup, tanpa ada chating yang lebih pribadi.
Demikian tips menghadiri acara reuni. Semoga kita termasuk kepada orang yang pandai menjaga perasan orang lain. Terutama keluarga kita tercinta.

Share/Bookmark

2 comments: