Letakan
Topengmu, Jadilah Diri Sendiri yang Lebih Tulus
Tidak
ada manusia yang sempurna. Semua memiliki kelebihan dan kakurangan. Ada yang
setia menemani namun penuh kebohongan, ada yang hebat mengagumkan namun penuh
kepalsuan. Ada yang pintar dengan kelicikan, ada juga yang shalih dengan bumbu
keriaan.
Semua memiliki keinginan untuk tampil sebaik mungkin. Tak mau terlihat
cacat, tak ingin nampak kenistaan dan hina dina yang ia miliki. Semua ingin
terlihat sempurna, sehingga manusia mau malakukan segala cara untuk
mempertinggi derajatnya di hadapan sesama. Mereka gunakan topeng-topeng yang
indah berkilauan menyilaukan pandangan. Topeng-topeng mahal berkilatan
memamerkan kemewahan, menutupi aib dengan sangat penuh kehati-hatian. Mereka
tak peduli jika harus saling sikut, saling menyakiti, saling menjatuhkan,
saling menghianati, saling menghunus demi sebuah pandangan, demi sebuah nilai
kesempurnaan di hadapan banyak orang.
Teman
dan kawan dijatuhkannya dengan segala cara. Ditusuk dari belakang, difitnah
habis-habisan. Manusia jenis ini kerap bermuka dua, lain di depan lain pula di
belakang. Di hadapan bermuka manis, namun di belakang ia tebarkan caci maki,
hujatan, dan penghinaan. Ia baru akan menyadari betapa pentingnya sebuah
pengakuan tanpa harus saling menjatuhkan ketika apa yang dinamakan kawan,
teman, dan sahabat telah jauh berlalu meninggalkannnya. Setelah ia jatuh
tersungkur akibat perbuatannya, setelah kebohongan di balik topeng-topengnya
terbongkar, ia hanya mampu menangis menyesali dan meratapi nasib.
Namun
ada manusia yang sama sekali tidak menggunakan topeng. Meraka adalah
hamba-hamba Allah yang penuh kesadaran. Bahwa hidup bukanlah hanya tentang apa
yang dilihat orang lain tentang dirinya. Bukan hanya tentang penilaian dari
sesama manusia di muka bumi. Namun hidup adalah tentang bagaimana manusia
melakukan yang terbaik untuk menghadap Yang Maha Kuasa. Penilaian tertingi ada
pada-Nya. Pengakuan paling luhur ada pada ketaatan terhadap-Nya. Bagi manusia
yang hanya ikhlas, sabar, dan senantiasa istiqomah pada aturan yang dibuat
oleh-Nya tak perlu memakai topeng, ia akan bersikap apa adanya. Dengan
kejujuran hatinya, ia akan menerima dengan lapang dada apapun penilaian yang
didapatkannya dari sesama manusia. Karena pada dasarnya penilaian yang paling
penting adalah bersumber dari-Nya. Tuhan Yang Maha Kuasa.
Bukalah
topeng-topeng itu. Jadilah manusia yang jujur, taat dan penuh kasih sanyang
sesama manusia. Niscaya hidupmu akan terasa damai, tampa harus dihantui ketakutan.
Karena takut topengmu terbongkar.
Kita sebenarnya telanjang namun merasa mewah dengan perhiasan semu, Perhiasan yang senyatanya adalah pinjaman belaka tanpa sedikitoun memiliki atau menguasai, namun kita begitu merasa hebat bahkan takabur...........
ReplyDelete*### he..he.. punten jadi terbawa suasana####
Nice, Bu....
teu sawios... haturnuhun pak Denz... :-)
ReplyDeleteJleb bangeud, setuju sekali, namun jangan khawatir akan fitnahan dan cacian yakin lah alloh mah maha adil, suatu yg baik akan menghasilkan hal yang baik, begitu pula sebaliknya, ikhlas dalam berbuat adalah hal yg paling tepat *based on true story
ReplyDeleteiya Pa Agus... Siip... selama kita yakin kita benar, ya gak usah takut.. :-).
ReplyDeleteHaturnuhun... ;-)