Lagi-lagi Aji memohon. Entah kepada siapa permohonan itu ia
ucapkan. Air matanya hampir saja berhambur keluar dari kelopak matanya. Ia lupa
jika dirinya adalah laki-laki. Seharusnya ia lebih kuat membendung tetesan air
mata. Tapi nyatanya tidak. Hatinya begitu hancur mendapati Mirna kekasihnya tak lagi mau
memperdulikannya. Kamarnya yang gelap dan sepi menjadi saksi bisu
ketidakberdayaan Aji sore itu.
