Search This Blog

Friday, December 30, 2016

Titip Salam untuk yang Ikut Perayaan Malam Tahun Baru



Hey kamu anak gadis yang masih beranggapan jika malam tahun baru itu adalah saat yang paling tepat untuk mengungkapkan berbagai keinginan. Lalu masih ikutan perayaan pergantian tahun wara-wiri malam-malam kovoy pakai motor, mobil, keluyuran gak jelas, sampai orangtua mu di rumah cemas gara-gara anak gadisnya diboncengin pemuda yang belum jelas siapa, orang mana, dan maksud mendekati anak gadisnya itu apa? Lalu kamu yang cantik menjawab, “Enggak kok, orang kita cuma keliling-keliling aja, make a wish sama gebetan lalu ngumpul-ngumpul bakar jagung, dan barbeque”

Kamu yang pemuda, bujang lajang ganteng dengan masa depan yang masih panjang. Ikutan geng temen karena takut dianggap gak solider jika gak ikutan perayaah pergantian tahun. Lalu kamu akhirnya ikut begadang gara-gara takut disangka bukan laki jika malam tahun baru hanya ngumpet di kamar. Lantas akhrinya kamu ikutan nyobain ngisep rokok, nyobain neguk alcohol. Lalu kamu beralasan, “Mumpung tahun baruan laaah, setahun sekali”
Dan Anda para pabak-bapak yang sudah berwajah om-om masih ingin ikutan? Ngedadak mengatur janji dengan rekan tongkrongan dengan alasan biar kekinian dan mengenang masa muda. Mendadak membuat janji reunian dengan teman SMA atau kuliah dengan dalih bakar jagung di gunung sambil melepas rindu. Begadang sampai pagi, saling berbagi tentang harapan dan keinginan masa yang akan datang, yang sebentar lagi tiba.
Lalu, pada saat jam menunjukkan pukul 00:00 seolah waktu dibuat berhenti. Bunyi serine melengking, dan petasan serta kembang api dibakar dan diluncurkan ke langit. Menciptakan keindahan, langit menjadi warna-warni terang benderang sekaligus berasa begitu bising, memekakakn telinga dan jika nenek bilang itu seperti jaman perang dulu. Kasihan langitnya heiy… ditembaki dari bawah, dengan milyaran cahaya, kembang api yang panas, serta ledakan-ledakan yang kencang luar biasa. Kalauu langit bisa berkata sesuatu mungkin ia sudah bilang “Tolongnlah.. Aku ingin istirahat dengan senyap seperti biasa, seperti malam-malam sebelumnya…”
Dan bagi mereka yang berdalih Cuma jalan-jalan manikmati emadangan kota, yang mendadak ramai dan indah dengan pesta kembang api, tetep aja kamu ikutan perayaan kan… Hehe.
Dan heiy… ini sudah zaman post modern lho… Dimana masa post modernisme secara harafiah dapat diartikan sebagai sebuah masa setelah masa modern, pun dapat diartikan sebagai sebuah zaman yang melahirkan manusia dengan pemikiran yang boleh jadi melawan konsepsi-kosepsi yang dipegang oleh modernisme itu sendiri. Post modernisme menjanjikan sebuah pemahaman akan sebuah dunia baru dengan gejala pemikiran manusia akan perkembangan dunia yang semakin cair dan luwes.
Sdangkan secara terminologi, menurut tokoh dari postmodern, Pauline Rosenau (1992) mendefinisikan Postmodern secara gamblang dalam istilah yang berlawanan antara lain: Pertama, postmodernisme merupakan kritik atas masyarakat modern dan kegagalannya memenuhi janji-janjinya. Juga postmodern cenderung mengkritik segala sesuatu yang diasosiasikan dengan modernitas yaitu pada akumulasi pengalaman peradaban Barat adalah industrialisasi, urbanisasi, kemajuan teknologi, negara bangsa, kehidupan dalam jalur cepat. Namun mereka meragukan prioritas-prioritas modern seperti karier, jabatan, tanggung jawab personal, birokrasi, demokrasi liberal, toleransi, humanisme, egalitarianisme, penelitian objektif, kriteria evaluasi, prosedur netral, peraturan impersonal dan rasionalitas.
Di jaman post modern ini sudah banyak orang yang mulai jenuh dengan kebiasaan yang mereka anggap paling modern sebelumnya. Sudah mulai jenuh dengan kebebasan-kebebasan gaya hidup modern, dan memilih jalan yang berbeda sebagai bentuk kritikan atas kebiasan-kebiasaan yang dilakukan di masa modern.
Tuuuh kan… Sah-sah saja kan kalau kini sudah mulai banyak orang yang mulai merasa jenuh dan memilih berubah serta kembali kepada Tuhan misal.
Dalam agama Islam banyak dibahas dalam hadis dan ayat diantaranya adalah
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud, Ahmad dan dishahihkan Ibnu Hibban. Ibnu Taimiyah menyebutkannya dalam kitabnya Al-Iqtidha’ dan Fatawanya. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ no. 2831 dan 6149)
Waaah hadis ini sudah sangat popular lho… tapi masih banyak saja yang melanggarnya. Masih merayaka ulang tahun, merayakan tahun baru, padahal… Ah, jangan bahas alasannya ya, yang baca sudah pada pandai semua.
Namun terlepas dari kemiripan yang merayakan pergantian tahun baru dengan budaya-budaya non muslim sehingga diindikasikan orang tersebut bisa digolongkan kepada kaum tersebut, ada yang lebih menarik perhatian saya.
Jujur, ketika saya masih menjadi bagian dari orang yang ikut merayakan pergantian malam tahun baru, ikut berdesakkan dalam hingar-bingar kemacetan lalu lintas malam itu, baru saja beberapa puluh menit berada dalam keadaaan seperti itu saya sudah merasa jenuh. Memang pada dasarnya sih… sejak dahulu kala saya tak suka kemacetan. Dan sejak dahulu kala juga sudah tak menyukai kebisingan. Dan yang tak habis fikir itu ketika tahu bahwa harga kembang api yang meletap meletup di langit itu harganya mahal. Hmm… di sanalah saya mulai semakin tak setuju dengan kebiasaan perayaan malam tahun baru.
Banyak tindakan yang jika difikirkan dengan logika merupakan tindakan-tindakan yang sia-sia. Pemubadziran dan ah, rasanya tak ada kerjaan. Menyengaja begadang, mengucapkan berbagai permintaan di malam ergantian tahun. Lha, memangnya Tuhan hanya aktif dan membuka pintu do’a di malam tahun baru? Ya enggak laah…
Dan yang lebih membuat saya ingin tertawa hingga sekarang adalah, katika mereka memiliki resolusi tahun baru dengan sebagian besar keinginan untuk punya kehidupan yang lebih baik di tahun mendatang, lalu tiba-tiba tanggal 1 januari ia bangun kesiangan gegara lepas begadang dan lantas solat subuhnya dilewatkan. Hello… Anda gagal menjadi lebih baik sejak awal tahun. Disitulah kadang saya suka merasa miris…
Jika ingin lebih baik, maka lakukan resolusi setiap waktu. Bukankah Tuhan selalu terjaga setiap saat. Selalu mendengarkan berbagai permohinan bahkan ucapan sederhana sekalipun kerap menjadi do’a. Semoga bukan hanya di malam pergantian tahun baru nanti saja kita berharap lebih baik dan berniat memperbaiki diri. Tapi untuk setiap hari, setiap waktu.
Semoga yang mau ikutan perayaan nanti malam… salamin buat mereka yang sama-sama begadang sama kamu ya… inget, solat subuhnya jangan kelewat. Adapun saya, malam nanti mungkin akan tidur pulas. Walaupun tiba-tiba akan sangat terganggu dengan suara dar der dor di angkasa sekitar pukul 23:30 sampai pukul01:00.  


Share/Bookmark

2 comments: