Search This Blog

Sunday, August 23, 2015

Kecewa dan Berusaha untuk Tidak Kecewa (celoteh sore di kamarku yang hangat)

Orang bilang kalau jatuh cinta sama seseorang itu jangan terlalu jatuh. Eh maksudnya jangan terlalu dalam, lalu kamu berikan semua rasa, semua harap, semua cerita, bahkan kamu gantungkan hidup dan cita-cita masa depan mu kepada seseorang yang kamu cintai. Katanya... sisakan sedikit saja ruang hatimu untuk kemungkinan kecewa. 

Tapi menurut aku ya, pepatah dan nasihat itu hanya dilontarkan oleh mereka yang ternyata baru sembuh dari patah hati. Baru berhasil move on. Atau mungkin mereka yang belum berhasil belum move on lalu memberi nasihat kepasa orang lain agar tidak bernasib sama. Ya.. bisa jadi seperti itu.
Namun itu benar adanya lho... Saya sebagai manusia yang sebenarnya (kebetulan) sedang dalam posisi netral (tidak sedang terila-gila yang terlalu gila kepada seseorang) merasa sepakat dengan nasihat atau pepatah di atas. Benar sekali, ternyata jika kita terlalu cinta maka kemungkinan untuk merasa kecewa itu luar biasa. Atau kemungkinan sakit hati yang teramat sangat itu besar sekali. Bisa membuat kita marah-marah sepanjang hari, cemberut setiap saat, merasa memiliki hidup dan nasib yang paling pahit, merasa tidak berguna, dan merasa tak memiliki orang yang peduli. Kenapa? Karena semua sudut ruang di hatinya terlalu penuh dengan gambaran-gambaran masa depan dengan si dia, dinding hatinya terlalu banyak terpampang bayangan-bayangan tentang kenangan-kenangan indah dengan nya. Dilangit-langit hatimu, menggantung cita-cita terindah bersamanya. Pokoknya hatimu penuh sesak dengan segala sesuatu yang kamu beri judul dengan nama dia.
Belum lagi fikiram mu. Dari bangun pagi sampai kamu kembali tertidur (yang tidurnya susah payah karena inget saja sama dia) itu penuh sesak dengan fikiran-fikiran tentang bagaimana membahagiakan dia. Sudah tak ada lagi ruang untuk memikirkan cara bagaimana kamu membuat diri kamu sendiri bahagia dengan hak-hak hidup kamu, dengan hak-hak mu bahwa kamu berhak mendapatkan rasa nyaman, tidak selalu galau, tidak melulu mengalah demi dia, tidak melulu melakukan semua hal demi kebaikan dia. Yang sebenarnya belum tentu cara yang kamu ambil benar-benar cocok dengan apa yang dia inginkan.
Hm.... Tentang rasa... memang hanya orang-orag yang sdang sadar saja yang masih bisa berfikir logis. Hanya mereka yang benar-benar dewasa dan memiliki keimanan yang tinggi yang masih bisa memilah rasa dan nalar logika. Mereka tahu bagaimana cara mencintai orang lain dengan benar, mereka tahu bagaimana memperlakukan orang yang dia cintai dengan tepat. Bahkan... katanya, beberapa dari mereka berkata, bahwa hakikat cinta yang sebenarnya adalah kesiapan untuk merasakan kehilangan. Dia yang rela ditinggalkan oleh seseorang yang ia sayangi dan cintai tanpa berderai air mata maka ia adalah pecinta yang sesunguhnya. Meraka sadar, bahwa kebahagiaan orang yang ia cintai lebih penting dari segalanya. Makanya meraka sadar bahwa Dia yang Maha Tahu adalah yang Maha berhak membuat kekasih nya bahagia. Entah dengan dirinya ataupun bahagia bersama orang lain.
Mungkinkah kita bisa menjadi pecinta yang sebenarnya? Yang mampu tersenyum saat orang yang kita cintai bahagia walau tidak bersama kita. Merasa senang dan tenang ketika mengetahui bahwa orang yang kita sayangi bahagia menjalani hobinya, merasa bangga ketika orang yang kita sayangi berhasil menyelesaikan hari nya dengan sukses walau tidak melibatkan kita. 
Hm... Kayaknya susah ya... Apalagi kalau cintanya lagi melambung tingi ke angkasa. Semua tentang dia dan dia. Hehehe... 

*Diantika i.e
 

Share/Bookmark

2 comments: