Saya
perempuan, bekerja, sekaligus seorang istri dan ibu untuk putraku semata
wayang. Sejak melahirkan sama sekali saya tak pernah ditemani oleh asisten rumah
tangga. Seusai habis masa cuti melahirkan jika saya bekerja anak saya titipkan
di daycare yang buka sejak pagi hingga jam lima petang. Kebayang kan bagaimana
sibuknya menyiapkan perlengkapan si kecil untuk dititipkan di sana sejak subuh
hari. Belum lagi pekerjaan rumah yang menumpuk, cucian, baju belum disetrika,
lantai rumah, kaca jendela, dapur, tanaman dan halaman. Sarapan suami, baju
kerja suami, sepatu dan lain-lainnya, harus saya urusi sendiri.
Ada
banyak alasan kenapa saya belum memutuskan untuk mengangkat asisten rumahtangga.
Bukan tidak mencari, namun alasan tak ingin ada orang lain yang menginap di
rumah, serta tak mau menyerahkan pengasuhan putraku kepada sembarang orang
menjadikan saya agak sulit menemukan seseorang yang mungkin bisa bekerja
membantu pekerjaan saya.
Putraku
yang sedang dalam masa emasnya, sangat sayang jika tidak mendapatkan pendidikan
dan pengajaran yang tepat. Makanya saya lebih memilih day care dengan guru dan
pengasuh yang bersertifikat. Hati saya merasa lebih nyaman dan tenang. Putraku
pun mengalami banyak kemajuan sikap dan kedewasaan nya sampai usia nya kini 4
tahun ia tumbuh menjadi anak yang baik dan manis. Bersyukur tak ada tanda-tanda
kebandelan yang berlebihan selain kenakalan dan sifat manja anak-anak biasa.
Tapi
selama itu pula tentunya kesehatan fisik saya semakin menurun. Bagaimana tidak,
setiap hari saya mengerjakan semuanya sendiri. Dibantu oleh suami sesekali,
yang juga sangat sibuk bekerja di perusahaan tempat nya bekerja. Suamiku juga
harus berangkat pagi dan malam hari kami baru bertemu.
Tapi
kadang suka merasa aneh saja, mengapa fisikku tidak sesehat dulu. Ternyata
seiring berjalannya waktu akhirnya saya mengerti, bahwa pengaruh fikiranlah
yang membuat saya sering mengeluh lemas, letih, lesu, dan tentunya rasa lelah
yang luar biasa.
Tahu kan bedanya, laki-laki hanya bekerja dan memikirkan
pekerjaannya. (itu sangkaan saya). Tapi perempuan yang bekerja, selain
memikirkan tugas-tugas pekerjaan juga masih harus memikirkan anaknya, rumahnya,
suaminya, setumpuk cucian, baju-baju yang belum disetrika, dan lain-lainnya.
Pada jam istirahat, seorang laku-laki yang bekerja tinggal pergi ke tempat
makan, dan menghabiskan waktu makan siangnya bersama rekan-rekan sepekerjaan.
Sementara di tempat lain, seorang ibu yang bekerja, jam istirahatnya ia gunakan
untuk menelepon pengasuh menanyakan keadaan putranya dengan perasaan khawatir
yang luar biasa. Pulang kerja, laki-laki tinggal makan makanan yang disiapkan
sang istri, sementara perempuan yang bekerja sudah jauh lebih memikirkan sore ini
masak apa atau beli makanan apa agar suami dan anaknya bisa makan dengan lahap.
Mengabaikan perasaan lelah yang luar biasa, sambil mengasuh anaknya seorang
menyempatkan diri memasak untuk suaminya.
Pada
malam hari, sang suami yang bekerja bisa beristirahat. Atau jika ada pekerjaan
yang belum terselesaikan maka ia bisa bekerja tanpa gangguan anak-anaknya,
sementara seorang perempuan yang bekerja harus mau mengerjakan pekerjaannya
dengan diganggui oleh anak-anaknya. Malam hari ia harus meninabobokan anak, dan
tidur paling terakhir. Pagi hari ia harus kembali bergegas, menyiapkan makanan
untuk sarapan, pakaian suami untuk bekerja, keperluan anak-anak, dan lain-lain,
dan lain-lain. Sangat melelahkan.
Ini
adalah beberapa keluhan umum para istri yang bekerja :
1. "Izinkan saya punya 'me
time' yang bisa melepas rasa stres dan bahagia."
Perempuan yang setiap hari
bekerja di luar rumah, lalu pulang dengan rasa lelah sedangkan rumah berantakan,
dan anak merengek mint aini itu, sangatlah memerlukan waktu untuk
bersenang-senang. Beri dia kesempatan untuknya melakukan hal itu. (Jangan lupa
beri uang yang banyak untuk membiayai caranya menyenangkan diri :-p)
2. “Biarkan saya tidur dan
beristirahat sebentar saja."
Rasa lelah fisik sehabis bekerja
dan lelah fikiran karena memikirkan banyak hal,membuat fisik perempuan yang
memang pada dasarnya lebih lemah daripada laki-laki lebih memerlukan waktu
untuk tidur. Beri kesempatan kepadanya, karena jika dia sakit, siap yang
melakukan pekerjaan rumah dan mengurus Anda?
3. "Dengarkan keluhan saya
walaupun kamu sebenarnya sudah tahu alasannya."
Kadang kami tak perlu solusi, Cuma
perlu bahu untuk bersandar dan telinga yang bisa mendengarkan, serta mulut yang
pandai member semangat. (Daripada istri Anda curhat dan nangisnya sama tembok
:-D)
4. "Bisakah kamu lebih
perhatian pada potongan rambut terbaru atau barang fashion yang saya
miliki?" Perempuan senang diperhatikan, beri saran dan kritik. Kritikan
akan lebih berharga daripada Anda hanya diam seolah tidak peduli.
5."Tolong bantu membersihkan rumah karena saya butuh bantuan."
5."Tolong bantu membersihkan rumah karena saya butuh bantuan."
Rumah yang kalian tinggali harus tetap bersih, dan ingat, istri Anda bukan
pembantu dan bukan pula seorang cleaning servis.
6. "Terus terkoneksi dengan saya sekalipun kamu sibuk."
6. "Terus terkoneksi dengan saya sekalipun kamu sibuk."
Sesibuk apapun, beri istri
Andakabar, tanyakan kabarnya, dan tanyakan pula kabar anak-anak. Dengan begitu
istri Anda akan merasa lebih tenang dan semangat melanjutkan harinya.
Tapi, yang tidak habis fikir, di
luar sana masih banyak saja suami yang mengacuhkan istri mereka yang bekerja.
Istri yang bekerja adalah pahlawan yang luar biasa. Selain mampu mengurus dan
melayani semuanya, ia juga membantu perekonomian keluarga. Sudah selayaknya,
saya dan istri-istri yang sama-sama bekerja mendapatkan perlakuan yang
menyenangkan. Tidak usah berlebihan, tidak perlu dimanjakan oleh uang, kami
juga bisa cari uang, tapi tolong perlakukan dengan kasih sayang, perhatian dan
jadilah pendengar yang baik. Yang mempu menjadi pendengar keluhan-keluahan dan
kekesalannya sepanjang hari. Tak perlu bingung bagaimana cara member solusi,
toh yang dibutuhkan hanya telinga yang mampu mendengarkan, senyum yang manis dan
bahu serta dada tempat menangis. Syukur-syukur jika kalian para suami mampu
menghadiahkan liburan yang berkesan untuk para istri dan ibuyang bekerja.
Kalian
tahu kenapa, karena Anda, anak Anda, rumah Anda, keuangan rumahtangga Anda,
telah menjadi penyita fikiran seorang perempuan yang pada kenyataannya fisik
nya lebih rapuh dari Anda, tapi ia mampu berjuang lebih kerasa dari yang Anda
bayangkan.
Beri
penghargaan yang luar biasa untuk para istri dan ibu yang bekerja. Pasti Anda
pun akan mendapatkan dampak baiknya. Istri senang, Andapun senang.
No comments:
Post a Comment