Search This Blog

Monday, April 13, 2015

Aargh...

Bagai menatap dalam gelap, jika aku menengok kembali ke belakang. Cerita hidupku indah, tapi tak semuanya ada dalam terang dan cahaya-Nya. Suram
gelap bahkan sebagian begitu hitam. Tanpa aku sadar betapa raga ini tak berarti jika tanpa hembus nafas dari Nya. Betapa diri ini tak berarti tanpa berbagai karunia yang diberikan Nya.
Parasku cantik, mataku indah, senyumku manis, dengan kedua tangan semputna, kaki, tubuh, kulit dan badan yang sehat, dari siapa?
Aargh, kadang ingin aku memaki diri ku sendiri, sudah sejauh ini kakiku melangkah menapaki kehidupan, tapi masih saja aku melakukan kesalahan-kesalahan. Entah sadar ataupun tidak, kesalahan yang disengaja, atau tidak, kecurangan yang terencana atau tidak, dosa yang dibuat sengaja, ataupun berdasarkan keterpaksaan, aargh... apapun itu, yang pasti semuanya adalah kesalahan yang berakibat tercatatnya sebuah dosa.
Aku, usia ku 29. Siapa yang bisa menjamin, hidup ku masih panjang, mungkin saja aku hari ini tutup usia, mungkin juga esok, lusa, minggu depan, dan atau tahun depan. Atau bahkan mungkin bisa saja beberapa saat setelah tulisan ini diposting ke pembaca aku sudah tiada. Hm... aku tak tahu, akan berapa banyak orang  yan menangisiku jika aku pergi hari ini. Waah... yang nangis mungkin banyak, tapi berapa banyakkah orang yang dengan tulus mendo'akanku, mendo'akan kebaikanku jika aku pergi.
Aku tak tahu, lebih banyak mana orang yang memiliki kesan baik dan orang yang memiliki kesan buruk terhadapku. Aku juga tak pernah menghitung berapa banyak orang yang diuntungkan dan atau dirugikan karena perbuatanku selama 29 tahun hidup di dunia ini. 
Aargh... akankah mereka memaafkanku. Dosa ghibahku,candaku yang berlebihan, perkataanku yang mungkin menyingung perasaan meraka. 
Lalu kelakuanku, terhadap teman, tetangga ku, rekan kerjaku, kekasihku, mantan ku, suamiku, keluargaku, ayah ibuku, dan murid-muridku. Ya! murid-muridku. sejak beberapa tahun yang lalu, telah menempel judul baru, sebutan baru, label lain di atas kepalaku. Aku adalah seorang guru. Namun apakah aku benar seorang guru yang mampu memberi teladan kepada siswanya?
Aargh, Ampuni hamba ya Rabb, jika apa yang aku katakan masih tidak sejalan dengan apa yang hamba lakukan. Maafkan aku jika apa yang aku ajarkan kepada murid-murid di sekolahku belum semuanya sejalan dengan apa yang aku laksanakan. Saat ini aku merasa malu, benar-benar malu, teramat malu...
Ketika adzan berkumandang, muridku lari ke tempat wudhu, aku masih beringsut dengan setumpuk pekerjaan. Oh, bukan, bukan pekerjaan, tapi setumpuk alasan yang menghalangiku untuk melangkahkan kaki segera mengambil air wudhu. 
Ketika muridku yang baik menemuiku, menyapa dengan senyuman, maka bibirku mengatup dan harus kalah cepat mengucapkan kalimat salam. Ketika minum dan makan murid-muridku tertib, duduk dan berdo'a terlebih dahulu, maka ketika lapar dan haus menyerang, kadang aku tak lagi peduli dengan semua aturan dan tata kesopanan. Lalu apakah benar aku seorang guru?
Aargh... Aku tak tahu lagi, berapa kesalahan kecil yang menggunung, menumpuk begitu banyak. Begitu pula dosa besarku, kesalahan-kesalahanku terkadap Nya. Sungguh ampuni hamba Ya Rahman Ya Rahiim...
Aargh... Aku sadar betapa sulitnya menjadi diriku, betapa sukarnya menjalani hidup tetap dalam garis lurus. Garis yang benar menurut ajaran Nya. Keimananku kadang masih terombang ambing oleh angin karena terlalu ringan. Terkoyak robek dan rusak karena terlalu tipis. Ampuni aku ya Rabb...
Pagi ini, aku panjatkan permohonan. Jika esok Engkau berkenan hamba masih hidup di dunia ini, maka izinkan hamba untuk hidup lebih baik. Berpegang teguh kepada tali Mu. Matikan hamba dalam keadaan khusnul khatimah... Sungguh, aku mohon, ampuni hamba... 
Aamiin...
Share/Bookmark

No comments:

Post a Comment