Search This Blog

Saturday, April 18, 2015

Gerbong dan Lokomotif (tips untuk para istri yang juga boleh dibaca suami)


Siapa yang gak tahu tayangan yang berjudul “Preman Pensiun” di RCTI?. Selain selalu mengundang gelak tawa, tayangan tersebut juga sangat sarat makna. Banyak ilmunya lho…
Bahkan saking rajinnya saya menonton, sampai-sampai memiliki kebiasaan untuk menyimak hampir setiap pernyataan yang dilontarkan oleh-tokoh-tokohnya. Saya yakin banyak dari para pemirsa melakukan hal yang sama. Buktinya dapat dilihat dari status update kawan-kawan saya yang juga penonton setia tayangan tersebut. Mereka kerap kali menuliskan kutifan-kutifan kalimat dari dialog para tokoh pada setiap jam tayang nya. 

Dan tadi, saya menyempatkan menonton lagi, walaupun merupakan tayangan pengulangan, ada dialog yang benar-benar saya kutif dan sampai saat ini menggantung di kepala. Yaitu perkataan istri kang Bahar. “Mamih mah gerbong… Papih lokomotifnya. Apapun keputusan papih, mamih ya ikut saja…”. Entah kenapa, kaliamat tersebut semakin menyadarkan hati saya. Bahwa betapa seorang istri itu harus taat kepada suaminya. Walaupun tak seharusnya seorang istri berada di bawah telapak kaki suami, tapi tak ada yang sia-sia dengan sebuah kepatuhan terhadap suami, selama sang suami ada dalam jalan yang benar.
Bukan hanya dari istri Kang Bahar, saya juga terinspirasi dari beberapa temuan tentang kehidupan suami istri dan juga temuan saya dalam kehidupan pribadi, yang sunguh memberikan banyak pelajaran, maka karena saya inign lebih baik lagi menjadi seorang istri, ingin rasanya saya berbagi di sini. Bukan mengurui, tapi saya berniat mengingatkan khususnya kepada para istri, agar kita selalu disayang suami.
Selain selalu siap menjadi gerbong yan berjalan menempel dan menikiti kelajuan lokomotif seperti yang dilakukan istri Kang Bahar, ada beberapa cara bagi seorang istri berhadapan sengan suami. Ini tips yang saya temukan dari beberapa artikel yang saya baca lho ya…. Tapi sebagian besar cocok dengan penemuan saya dalam kehidupan pribadi saya. Mungkin kawan semua (para istri) sudah membiasakannya.  
1. Ketika suami berbicara hendaklah isteri diam mendengarnya dan jangan suka memotong pembicaraanya. Gak enak lho, ketika sedang bicara panjang lebar tiba-tiba dipotong sama orang lain. Hehe..
2. Bila suami marah hendaklah isteri mendiamkan diri, jangan suka menjawab. Sikap suka menjawab, bertekad menegakkan kebenaran sendiri malah akan menambahkan lagi kemarahan suami. Jangan terkejut jika suami angkat kaki meninggalkan rumah berhari-hari atau tidak mau bertegur sapa dengan kita sebagai balasan atas kesalahan kita sebagai isteri. Sebaliknya, kalau suami kembali ke rumah jangan membahas atau mengungkit-ungkit masalah yang sempat menjadi biang keributan. Sambutlah suami dengan senyuman dan kasih sayang dan jangan lupa seeralah meminta maaf. Jangan kita tunggu suami meminta maaf dengan isteri. Mengalahlah, dijamin suami bakalan tambah sayang. Dan yakin, jika kita selalu nurut dan mau mengalah, suami akan bekerja keras untuk membahagiaka kita. Memenuhi keinginan kita, tanpa harus bersusah payah meminta kepadanya dengan memasang muka masam dan bibir yan cemberut. Heheh. Kalau keserinan cemberut yang ada nanti suami kita jengah, malah mencari seseorang yang wajahnya lebih ramah dan punya senyum menawan. Gak mau kan…?
3. Kadang-kadang suka ada suami mengusik atau senang menjaili istrinya. Bila ada sifatnya yang sekianya menyakitkan kita, misalkan candanya berlebihan, maka bersabarlah. Hadapi saja dengan senyuman. Toh jika objek jailnya gak mudah tersingung, yang jail bakalan bosen sendiri. Akhirnya akan berhenti juga. Janganlah cepat tersingung. Mudah tersinung hanya akan menunjukkan sifat orang yang tidak dewasa dan kekanak-kanakan.
Kita sebagai istri boleh memiliki sifat manja, tapi jangan sampai merepotkan suami. Apa-apa harus dengan suami, apa-apa minta pertolongan suami. Bersikaplah lebih kuat, mandiri. Karena pekarjaan suami tidak hanya mengurusi istri dan menjadi seorang dewa penolong yang selalu ada. Iapun harus bekerja dan bekerja keras di luar sana. Fikirannya sudah cukup penuh dengan urusan pekerjaannnya. Lakuakan hal apapun yang sekiranya masih bisa dilakukan sendiri ya lakukanlah. Suamimu akan bangga terhadpmu. Sifat manja hanya boleh sesekali kita tunjukkan untuk menyadarkan mereka bahwa ada seorang mahluk yang lebih lemah daripadanya, yang harus ia jaga dan ia lindungi. Sepakat tidak? Hehe… 
4. Jika kuku, kumis dan janggutnya panjang segera dipotongkan. Pilihlah hari-hari yang terbaik yaitu hari isnin, kamis dan Jumaat. Romantis lho… jika kita lebih perhatian dengan kuku suami. Lalu kita memotong dan membersihkannya.
5. Jika suami meminta sesuatu, segeralah bertindak, jangan menunda-nunda. Bangun segera jika disuruh. Jangan menunda-nunda pemenuhan kemauannya agar tidak memancing kemarahnnya. Sikap acuh tak acuh hanya akan menyinggung hati suami, ia akan merasa tidak dihargai. Hatinya akan kecewa dan bisa saja ia balik mengacuhkan kita karena sudah tidak taat padanya.
6. Buatkan masakan kesukaanya. bukan hanya mengikuti selera angota keluarga yang lain. Makanan kesukaan suami adalah masakan utama yang harus kita hidangkan. Suami akan sanat senang jika selera makannya terpenuhi. Jika mampu, buatlah masakan buatanmu sendiri. Selain hemat, makanan yang kita sajikan akan lebih menyenangkan hati suami dan menambah rasa kebangaanya memiliki istri yang pandai memasak. 
7. Apabila pakaian suami koyak atau terlepas kancingnya hendaklah segera dijahit. Jahitlah dengan serapih mungkin dengan tangan kita sendiri. Keterampilan menjahit itu perlu kita miliki apalagi hanya untuk sekedar memasang kancing. Selain merupakan tidakanpenghematan yakinlah suami kita akan bangga kepada istrinya. 
8. Sentiasa menyediakan barang-barang keperluannya, terutama sebelum ia berangkat kerja.
9. Bila ada banyak keinginan dari beberapa keinginan anggota keluarga, maka dahulukan keinginan suami. Pandai-pandailah mengkondisikan diri. 
10. Apabila menggunakan harta suami ataupun uangnya yangakan kita gunakan untuk member hadiah kepada ayah dan ibu, atau keluarga dari pihak istri maka mintalah izin darinya terlebih dahulu. Janganlah bicara setelahnya. Selama ini kita sering keliru. Membeli sesuatu dengan uang suami, lalu baru memberitahukan setelahnya.
11. Akan lebih bijak jika kita terlebih dahulu mempercantik diri, memperindah penampilan, dan yang paling utama aldalah sikap kita. Berusahalah untuk selalu memperbaiki diri, agar kita layak diperjuangkan. Jika kita layak diperjuangkan maka tak perlu energi lebih untuk meminta suami agar memenuhi kebutuhan kita. Tak perlu memasang muka masam, atau demo mogok mengerjakan pekerjaan rumah demi mendapatkan sesuatu. Cukup menyampaikannya dengan baik-baik Inshaallah suami akan dengan senang hati mengusahakannya. Ia akan berusaha membuat kita senang jika hati dan perasaanya selalu kita jaga. Dengan catatan kita harus terus bersabar sementara suami kita sedang berusaha. Memintanya untuk segera bergegas untuk memenuhi keprluan kita (misalkan ingin dibelikan sesuatu) hanya akan membuat suami kita merasa terbebani dan stress. Dukunglah ia dengan kalimat-kalimat penyemangat, dan titipkan setiap usahanya kepada Allah Yang Maha Kuasa.
Itulah beberapa tips yang bisa kita lakukan sebagai bentuk ketaatan istri kepada suami. Jadilah gerbong yang selalu mengikuti lokomotifnya dengan setia. Semoga kita bisa menjadi istri yang selalu disayang suami, dan semoga keluarga kita selalu ada dalam keridhoan Allah Swt.

Semoga bermanfaat...
 
 

Share/Bookmark

No comments:

Post a Comment