Kamu
yang di sana mungkin sudah lupa. Tentang kejadian di suatu sore yang muram.
Langit gelap pertanda akan turun hujan. Kau yang seharusnya mengingatkanku
untuk segera pulang, malah terlihat begitu senang melihat awan yang semakin
gelap. Apalagi ketika rintik air sudah mulai jatuh membasahi bumi, dedaunan,
dan bahkan kacamataku. Aku begitu ingat, saat kau mentertawakanku, saat melihat
kacamataku basah. Kau bilang seharusnya terpasang wiper seperti di kaca mobil. Ah,
kau tega sekali kepadaku. Jaketmu yang berwarna hitam pun perlahan mulai basah
terkena tetesan gerimis.
Kau
sangat tahu jika aku menyukai gerimis, kau begitu tahu jika aku bahagia bertemu
hujan. Maka sore itu kau tak mengingatanku untuk segera pulang karena hujan sebentar
lagi akan datang.
Kau
tertawa riang. Seraya mengerlingkan bola mata yang menurutku kerlingan itu
kerlingan mata paling indah. Senyum kamu juga rasanya terlalu indah sore itu.
Aku tahu, saat itu kamu memberi kode. Iya kode, bahwa sore itu kita berdua siap
menjemput hujan.
Dan
hujanpun semakin deras, kamu mengajakku masuk ke sebuah kedai bakso. Kau tak
berhenti mengajakku berbincang-bincang dengan topic yang hangat bergantian.
Kamu itu memang hebat, tak pernah kehabisan topik pembicaraan. Percakapan kita
semakin hangat, membuat aku lupa dengan dingin yang terasa.
Kau
begitu tahu jika aku sering merasa begitu damai jika hujan turun. Dan satu yang
kau tak pernah lupa, bahwa aku lebih percaya kepada hujan untuk melampiaskan
semua tangisan, kesedihan dan luluh lantaknya hati ini. Tapi apakah kau tahu? Sejak
sore itu tak hanya hujan yang aku jadikan andalan sebagai pengobat kesedihan.
Tapi sejak hujan di sore itu, aku percaya kamu juga bisa melakukannya.
Kau
bisa menjadi penghiburku, penyebab terbitnya senyum-senyumku. Dan Kau, Kau bisa
membuat aku lupa jika aku sedang sedih, dan marah sekalipun. Kau adalah tempat
ternyaman yang selalu ingin aku jadikan tempatku pulang, tempatku kembali,
dan tempat untuk aku bersandar. Entah itu saat aku bersedih, atau bahagia sekalipun.
Aku ingin selalu berbagi denganmu. Ya, hanya denganmu.
No comments:
Post a Comment