Search This Blog

Monday, July 31, 2017

Gajah dan Banteng yang Serakah



Gajah dan Banteng yang Serakah
Oleh Fariha Syifa Ramadhani


Di hutan yang sangat lebat dengan pepohonan, hiduplah banyak binatang di dalamnya diantaranya Gajah, Banteng, Kambing, harimau, ular, singa, dan lain-lain. Mereka semua hidup dengan damai walaupun terkadang datang masalah, tetapi mereka selalu bisa menyelesaikannya dengan baik.

Di hutan itu, mereka memiliki tempat tinggal masing-masing. Gajah tinggal di sebuah rumah yang sangat sederhana. Atap dan dinding-dindingnya terbuat dari batang-batang pohon yang kokoh. Gajah terkenal hewan yang sangat menyukai bekerja. Berbeda dengan Banteng, ia sangat pemalas dan suka mengambil barang milik orang lain. Oleh karena itu, hewan-hewan yang tinggal di hutan banyak yang tidak  menyukai sifat Banteng. Binatang-binatang di hutan merasa takut jika barangnya diambil oleh Banteng.
Pada pagi yang sangat cerah, Gajah berjalan-jalan di hutan berniat mencari makanan untuk persediaan satu minggu kedepan. Saat Gajah keluar dari rumahnya ia dikejutkan dengan keadaan hutan sangat berantakan akibat hujan lebat tadi malam. Akhirnya, sebelum mencari makanan persediaan, Gajah mendatangi rumah teman-temannya yang ada di hutan untuk mengajak bergotong-royong membereskan dan memperbaiki kerusakan hutan. Satu persatu rumah ia datangi dan mereka semua pun setuju. Setelah semua hewan berkumpul, mereka pun segera melakukan gotong-royong. Berkat kerja sama yang baik tak lama kemudian, keadaan hutan sudah kembali seperti semula . Lalu semua hewan pulang ke rumahnya masing-masing.
Sore harinya, Gajah baru bisa mencari makanan sambil menikmati suasana hutan yang sejuk. Ketika sedang berjalan, ia banyak bertemu binatang yang lain. Ada yang sedang mencari makanan juga, ada yang sedang bercengkrama dengan anaknya, ada yang sedang bersantai, ada juga yang hanya sekedar berjalan-jalan saja menikmati hutan di sore hari.
Setelah lama berjalan, Gajah pun akhirnya menemukan pohon yang sama tinggi dengan tubuhnya. Daunnya rindang dengan pucuk-pucuk yang segar menggiurkan. Gajah  pun mengambil banyak daun yang ada di pohon itu untuk persediaan seminggu kedepan. Tak terasa matahari pun akan segera terbenam ketika Gajah sudah cukup banyak mandapatkan banyak makanan. Gajah  pun segera pulang ke rumahnya.
Di perjalanan pulang, secara tidak sengaja ia melihat sebuah gua yang atapnya tinggi. Gua itu tampak bagus dan kokoh. Gajah pun menyempatkan mampir dan masuk ke dalam gua itu. Dari balik mulut gua Gajah berteriak memanggil penghuni gua. Tapi tidak ada satupun jawaban dari dalam gua itu. Akhirnya Gajah pun masuk untuk melihat keadaan di dalam Gua itu hangat dan nyaman.Selesai melihat-lihat seisi gua, gajahpun memutuskan untuk pulang.
Saat Gajah keluar dari gua, ternyata cahaya matahari sudah tidak terlihat lagi. Ia pun cepat-cepat menuju rumah karena takut hal-hal yang terjadi pada malam hari. Setelah sampai di rumahnya, ia segera menyimpan daun-daun tadi lalu beristirahat. Ia terus memikirkan gua yang tadi. “Difikir-fikir gua yang tadi bagus juga untuk dijadikan rumah, di dalamnya hangat dan nyaman.” Ucap gajah dalam hatinya.
Keesokan harinya, Gajah kembali ke gua yang kemarin ia datangi. Sesampainya di sana Gajah pun memastikan jika gua itu benar-benar tidak ada penghuninya. Tak terasa, hari pun sudah siang dan ia sangat mengantuk sekali. Akhirnya, ia mencoba untuk tidur di gua itu. Di gua itu, Gajah tidur dengan sangat nyenyak, karena atapnya yang sangat tertutup dan juga sangat hangat. Berbeda dengan tempat tinggalnya, tempat tinggal Gajah terbuat dari batang pohon tetapi banyak celah-celah sehingga sinar matahari bisa masuk ke dalamnya dan ia pun  bisa menjadi kepanasan.
Tak lama kemudian, akhirnya Gajah pun terbangun saat hari mulai sore. Ia merasakan tidur siang yang sangat nyenyak. Ia pun langsung pergi keluar dan dalam hatinya sudah diputuskan jika ia akan menjadika gua tersebut sebagai tempat tinggal barunya. Saat hendak keluar dari gua, ia melihat Banteng yang sedang makan di bawah pohon yang ada di depan gua. Gajah pun bersembunyi dulu dari Banteng, karena takut Banteng tau bahwa ia ada di sana, dan akhirnya gua nya malah diambil oleh Banteng. Karena Banteng sering mengambil barang milik orang lain.
Setelah beberapa lama, Gajah pun melihat lagi keluar dan ternyata Banteng sudah tidak ada. Gajah pun keluar dan bergegas pergi ke rumahnya. Sesampai di depan rumahnya, terlihat rumah Gajah yang batangnya sudah mulai rapuh karena jarang diganti lagi. Gajah pun masuk ke dalam rumah untuk membereskan makanan dan mengemasi barang yang akan ia bawa ke tempat tinggal barunya.
Setelah membereskan rumahnya sampai larut malam, Gajah berniat untuk berpamitan kepada binatang-binatang lain yang tinggal di sekitar rumahnya, tapi hari sudah malam, ia putuskan untuk pamitan besok pagi. Ia pun memutuskan untuk tidur menunggu pagi tiba.
Pagi hari Gajah berpamitan kepada teman-temannya yang tinggal di sekitar rumahnya. Pertama-tama, ia berpamitan kepada temannya yang paling dekat yaitu kepada Serigala.
“Perimisi…” Ucap Gajah dari luar.
“Yaa…. Sebentar” terdengar suara serigala dari dalam rumahnya. Serigala pun membuka pintu.
“Ternyata ada tuan Gajah… Ada apa ?”
“Aku akan berpamitan kepadamu, serigala… Aku akan pindah rumah tidak jauh dari sini…” Ucap Gajah.
“Apa? Pindah rumah ? ” Serigala langsung kaget. “Mengapa ? Setahuku kau bukannnya nyaman-nyaman saja di sini?”
“Iya, tempat tinggalku disini sudah terlalu lama, sehingga kayu-kayunya sudah mulai lapuk. Tenang saja, kau masih bisa main ke rumahku, karena aku pindah rumah tidak jauh dari sini.”
“Oh, baiklah kalau begitu, baik-baik di rumah barumu ya… Ngomong-ngomong apa ada yang bisa aku bantu?”
“Tidak usah serigala, aku hanya membawa barang-sedikit. Baiklah kalau begitu, aku pulang dulu ya, jangan lupa main ke rumahku yang baru ya”
“Siap” Ujar serigala dengan senang hati mendapatkan undangan dari Gajah untuk berkunjung ke rumah barunya.
“Aku tunggu” Ucap Gajah sambilberlalu dan melambaikan belalainya kepada srigala sebagai tanda perpisahan kepada kawannya.
Rumah demi rumah ia datangi, dan akhirnya selesai juga ia pamitan. Siang harinya, ia langsung membawa barang barangnya ke tempat tinggal barunya yaitu di gua itu. Walaupun siang itu sinar matahari sangat terik, tetapi Gajah tetap semangat membawa barang itu ke tempat tinggal barunya. Sesampainya di rumah barunya, Gajah langsung menata barang-barangnya. Di gua itu rasanya sejuk sekali.
Sore harinya, gua itu pun sudah tertata dengan rapih. Beruntung sekali Gajah pada saat ia pindah rumah, tidak ada Banteng, jadi ia tidak perlu merasa takut diambil tempat tinggalnya. Gajah pun akhirnya keluar sebentar ke depan tempat tinggal barunya itu. Saat sedang di luar rumahnya, Gajah melihat Kambing sedang berjalan-jalan. Gajah pun langsung memanggil Kambing.
“Kambing… ” Ucap Gajah setengah berteriak. Kambing pun langsung menoleh ke arah Gajah yang berada di depan gua.
“Hai Gajah, sedang apa kau di depan gua ini ?” Kata Kambing.
“Oh iya, aku lupa memberi tahumu waktu itu, karena rumahmu terlalu jauh dari rumahku yang dulu, sekarang aku pindah rumah, rumahku menjadi di gua ini, ayo masuk ke rumahku” ajak Gajah.
“Oh… begitu. Ayo” Kambing pun masuk ke rumah Gajah. “Wah, nyaman sekali rumahmu” Ucap Kambing.
“Terima kasih” Kata Gajah.
“Sama-sama, kalau begitu aku pulang dulu ya matahari sudah hampir tidak kelihatan lagi. Keluargaku menunggu di rumah” Kambing berpamitan.
“Baiklah kalau begitu hati-hati ya…” Kambing pun pergi.
Saat di perjalanan pulang, Kambing bertemu dengan Banteng.
“Hai Banteng, apakah kamu sudah tahu bahwa Gajah pindah rumah ? ” kata Kambing.
“Pindah rumah ? Aku belum mengetahuinya. Pindah rumah ke mana ?”
“Gajah pindah ke sebuah gua yang letaknya tidak jauh dari sini”
“Oh, baiklah kalau begitu besok aku akan mengunjunginya”. Dalam hati Banteng mulai timbul niat buruk. “Bisa aku ambil juga rumah dia, hmm…” gumam Banteng dengan sinis.
Keesokan harinya, saat masih pagi sekali Banteng mengunjungi rumah Gajah yang baru. Banteng pun mengetuk pintu rumah Gajah. Gajah pun membukanya.
“Hai Banteng… ada apa?” sahut Gajah dengan senang ada yang mengunjungi rumanya.
“Sedang apa kamu di sini Gajah? Rumah ini milikku bukan milikmu! Cepatlah keluar dari rumah ini atau aku akan memberi tahu semua hewan di hutan ini bahwa kau pencuri” kata Banteng dengan nada membentak.
“Maaf Banteng, tetapi pada saat aku datang ke sini, gua ini tidak ada yang menempati” kata Gajah lembut.
Saat mereka sedang berbicara, Kambing melewat ke depan rumah Gajah.
“Hai Gajah, hai Banteng, ada apa pagi-pagi sudah ribut?” Ucap Kambing sambil berjalan mendekat.
“Dia mencuri rumahku!” Ucap Banteng dengan ketus.
“Tetapi pada saat aku datang ke sini gua ini tidak ada yang menempati, tak ada satu brangpun di dalamnya yang menandakan jika di dalam sini ada penghuninya.” Ucap Gajahdengan nada sedih.
“Betul Banteng, memang pada saat aku melintas di sini sebelum-sebelumnya, gua ini tidak ada yang menempati, kau tidak boleh mengambil barang milik orang lain, Banteng!” Ucap Kambing mencoba menasihati Banteng. “Kau pasti berbohong kan bahwa gua ini sebelumnya adalah milikmu? Kambing penasaran karena Banteng memang suka mengambil barang orang lain. “Berbohong itu dosa loh, kau tidak boleh melakukannya” Ujar Kambing kemudian. “Ayo, minta maaflah kepada Gajah karena kau akan mengambil rumah miliknya.” Kata Kambing.
“Emh…. Benar, sebenarnya gua ini adalah bukan milikku, hanya karena gua ini nyaman jadi aku akan mengambilnya dari Gajah” Banteng akhirnya tersadar dan mengakui kesalahnnya. “Maafkan aku Gajah, aku janji tidak akan mengambil barang milik orang lain lagi.” Kata Banteng meminta maaf kepada Gajah.
“Aku maafkan Banteng. Kau harus berjanji tidak akan mengambil barang orang lain lagi atau aku akan memberitahu semua hewan bahwa kau adalah pencuri” Ucap Gajah sedikit mengancam agar Banteng jera.
“Baiklah aku berjanji tidak akan mengambil barang milik orang lain lagi.” Ucap Banteng.
Akhirnya, Gajah dan Banteng pun saling memaafkan dan Banteng berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya lagi. Kambing juga ikut senang melihatnya. Jadi, sekarang semua hewan di hutan tidak perlu takut lagi akan Banteng yang selalu mengambil barang milik orang lain karena sekarang Banteng sudah berjanji tidak akan melakukannya lagi.
**

Cerita ini dimuat dalam buku antologi fabel yang diterbitkan oleh Penerbit Rumah Kayu Publishing.



Fariha Syifa. memiliki nama lengkap Fariha Syifa Ramadhani. Dapat ditemui di akun Facebook Fariha Syifa Ramadhani. Pertama kali mengikuti event menulis yang diadakan oleh Rumahkayu Publishing pada saat masih duduk di bangku kelas 1 SMP, dan langsung terpilih menjadi salah satu kontributor terpilih dan karyanya dimuat dalam buku antologi fabel yang diterbitkan oleh Rumah Kayu Publising. Remaja yang kini duduk di bangku kelas 3 di SMP 8 Kota Bandung, tinggal di Jl.cinangka no.15 RT 05 RW 12 Ujung Berung. Kelurahan Jatiendah  Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung. Dapat dihubungi di alamat email farihasyifaramadhani@gmail.com

Share/Bookmark

No comments:

Post a Comment