Search This Blog

Thursday, June 18, 2015

Biar Gak Mudah Tersingung

"Aku binging, kenapa sih, orang-orang kayaknya benci mulu sama aku? apa sebenarnya salahku?"
Mungkin pertanyaan itu kadang-kadang muncul dalam benak seseorang, benakmu, benaku, benaknya, benak mereka. Terutama ia yang lagi sensitif, yang punya fikiran sempit, atau yang terlalu perasa. apa-apa dimasukin ke hati, padahal masalahnya biasa saja, kemudia ia terima dengan sudut pandang yang salah, sehingga perkataan orang lain yan biasa saja, terasa sangat menyakitkan.

Fikiran yang sempit dan sifat suudzon mungkin menjadi salah satu penyebabnya. Apa yang terjadi dengan kita, mungkin saja menimpa orang lain. Tapi setiap  orang memiliki cara yang berbeda-beda dalam menghadapi masalah. untuk orang yang kuat, masalah kecil mungkin tak lagi menjadi masalah. tapi untuk orang yang memiliki pandanan yang sempit, masalah yang kecil akan terasa sangat menyiksa, sangat menyakitkan. tertusuk jarum akan terasa terhunus pedang, tersengol tukang becak akan terasa seperti ditabrak truk kontainer. Diberi nasehat mungkin akan terasa seperti sedang direndahkan atau sedang dicaci maki. 

Mudah tersinggung dan hati yang sempit menjadi penyebab berikutnya. Makanya untuk yang mudah tersinggung dan hatinya sempit halaman rumahnya sendiri yang tidak terlalu luas pun terasa terlalu menakutkan untuk ia lalui. malas melangkahkan kaki ke luar rumah, karena takut ada yang mengomentari ini itu. Padahal... siapa kita, siapa mereka? Kita berhak atas indahnya dunia ini, atas indahnya hidup ini. mengapa mesti takut dengan omongan orang.
Makanya seperti kata lagunya Pandji Pragilaksono, yang aku suka banget, "Hai sodara sebangsa dan setanah lapangkanlah hatimu segelora bung karno" kalimat itu benar-benar menginsfirasi. Dimana jika hati kita lapang selapang mungkin, bahkan mungkin seluas samudera, maka singgungan-singunan kecim mah lewat...

Ayolah... jangan terlalu memikirkan apa yang dikatakan orang, nanti cepet tua loh... 
Aku sudah banyak baca lho... Bacanya ya dari mana saja, dari pengalaman sendiri, dari pengalaman orang, ataupun dari artikel-artikel yang membahas tentang bagaimana caranya agar kita tidak mudah tersinggung. 
Boleh ya... aku share kutipan-kutipan dari artikel yang sudah aku baca. semoga bermanfaat.  

dari salah satu blog yang saya baca http://suarasangkakala.blogspot.com:
Salah satu hal yang selalu membuat kita lemah adalah timbulnya rasa tersinggung dihati kita. Munculnya perasaan ini sering disebabkan oleh ketidaktahanan kita terhadap sikap orang lain. Ketika tersinggung, paling tidak kita akan sibuk membela diri sendiri, dan akan memikirkan kejelekan orang yang membuat kita tersinggung itu . Benar begitu, kan?
 
Hal yang paling membahayakan dari rasa tersinggung adalah timbulnya penyakit hati seperti rasa merendahkan orang lain dan mengumpat. Malah mungkin menfitnahnya kembali. Kesan yang biasa ditimbulkan oleh rasa tersinggung adalah kemarahan.
Bila kita marah, kata-kata jadi tidak terkendali. Stress meningkat. Karena itu, ketabahan kita untuk “tidak tersinggung” menjadi satu keharusan.

Apa yang menyebabkan seseorang itu tersinggung?
Rasa tersinggung seseorang itu timbul karena menilai dirinya lebih dari kenyataan, merasa pintar, berjasa, baik, tampan, dan merasa berjaya. Setiap kali kita menilai diri lebih dari kenyataan yang sebenarnya, apabila ada yang menilai kita kurang sedikit saja dari expectation kita, maka kita akan merasa tersinggung. hemmm…. Tuh kan memuja diri sendiri itu BAHAYA.
Peluang untuk rasa tersinggung akan terbuka luas jika kita salah dalam menilai diri sendiri. Karena itu, ada sesuatu yang harus kita perbaiki, yaitu cara menilai diri kita sendiri.
Yang pertama harus kita lakukan agar kita tidak mudah tersinggung adalah tidak menilai secara berlebihan terhadap diri kita sendiri. Ini menurut versi saya. Karena kontrol diri adalah kuncinya.
Misalnya, jangan banyak mengingati bahwa
kita telah berjasa. Saya seorang guru, saya seorang pemimpin, saya ini saya itu. Saya seorang pemurah. Saya banyak menolong rekan-rekan. Semakin banyak kita mengaku tentang diri kita, akan makin mudah untuk membuat kita mudah tersinggung. Ada beberapa cara yang cukup efektif untuk merendam rasa tersinggung :

Pertama, belajar melupakan.
Jika kita seorang berijazah maka lupakanlah ijazah kita. Jika kita seorang pengarah lupakanlah jawatan itu. Jika kita seorang pimpinan lupakanlah hal itu, dan seterusnya. Anggap semuanya ini berkat dari Allah agar kita tidak tamak terhadap penghargaan.
Kita harus melatih diri untuk merasa sekadar hamba yang tidak memiliki apa-apa kecuali berkat ilmu yang dipercikkan oleh Tuhan sedikit. Kita lebih banyak tidak tahu. Kita tidak mempunyai harta sedikit pun kecuali sepercik berkat dari Tuhan. Kita tidak mempunyai jabatan ataupun kedudukan sedikit pun kecuali sepercik yang Tuhan telah berikan dan dipertanggungjawabkan.
Dengan sikap seperti ini hidup kita akan lebih ringan. Semakin kita ingin dihargai, dipuji, dan dihormati, akan kian sering kita sakit hati.

Kedua, kita harus melihat bahwa apa-apa pun yang dilakukan orang kepada kita akan bermanfaat. Kita tidak akan pernah rugi dengan perilaku orang kepada kita. Sebenarnya kita tidak boleh memaksa orang lain membuat sesuatu sama dengan keinginan kita. Apa yang boleh kita lakukan adalah memaksa diri sendiri memahami orang lain dengan sikap terbaik kita . Apa pun perkataan orang lain kepada kita, walaupun sangat mengiris hati, tentu itu terjadi dengan izin Tuhan. Anggap saja ini episode atau ujian yang harus kita lalui untuk menguji keimanan kita.

Ketiga, kita harus bersimpati.
Melihat sesuatu tidak dari sudut pandang kita. Renungkan kisah seseorang yang sedang membawa gajah berjalan-jalan, dari depan dan seorang lagi mengikutinya di belakang gajah tersebut. Yang berada di depan berkata, “Oh indah sungguh pemandangan sepanjang hari”.
Pasti dia dilempar dari belakang karena dianggap menyindir. Sebab, sepanjang perjalanan, orang yang dibelakang hanya melihat punggung atau pantat gajah. Oleh sebab itu, kita harus belajar bersimpati.

Keempat, jadikan penghinaan orang lain kepada kita sebagai ladang peningkatan kualitas diri.
Jadikan penghinaan orang lain kepada kita
sebagai kesempatan untuk menyucikan jiwa, dengan memaafkan orang yang menyakiti dan membalasnya dengan kebaikan.

Tips Cara Mengatasi Emosi Meredam Amarah/Marah Yang Dapat Merugikan Kita Dan Orang Lain!
Ketika emosi dan amarah memuncak maka segala sifat buruk yang ada dalam diri kita
akan sulit dikendalikan dan rasa malu pun kadang akan hilang berganti dengan segala sifat buruk demi melampiaskan kemarahannya pada benda, binatang, orang lain, dll di sekitarnya.
Banyak orang bilang kalau menyimpan emosi secara terus- menerus dalam jangka waktu yang lama dapat pecah sewaktu-waktu dan bisa melakukan hal-hal yang lebih parah dari orang yang rutin emosian. Oleh sebab itu sebaiknya bila ada rasa marah atau emosi sebaiknya segera dihilangkan atau disalurkan pada hal-hal yang tidak melanggar hukum dan tidak merugikan manusia lain. Marah itu boleh...asal tidak berbuat dosa.

Beberapa Cara Untuk Meredam Emosi / Amarah Diri Sendiri :
1. Rasakan Yang Orang Lain Rasakan Cobalah bayangkan apabila kita marah kepada orang lain.
Nah, sekarang tukar posisi di mana kita menjadi korban yang dimarahi. Bagaimana kira-kira rasanya dimarahi. Kalau kemarahan sifatnya mendidik dan membangun mungkin ada manfaatnya, namun jika marah membabi buta tentu jelas kita akan cengar-cengir sendiri dan sangat malu bahkan menyesal berat.
2. Tenangkan Hati Di Tempat Yang Nyaman
Jika sedang marah alihkan perhatian kita pada sesuatu yang kita sukai dan lupakan segala yang terjadi. Tempat yang sunyi dan asri seperti taman, pantai, kebun, ruang santai, dan lain sebagainya mungkin tempat yang cocok bagi kita. Jika emosi agak memuncak mungkin rekreasi untuk penyegaran diri sangat dibutuhkan. Tenanglah dan berdoa.
3. Mencari Kesibukan Yang Disukai
Untuk melupakan kejadian atau sesuatu yang membuat emosi kemarahan kita memuncak kita butuh sesuatu yang mengalihkan amarah dengan melakukan sesuatu yang menyenangkan dan dapat membuat kita lupa akan masalah yang dihadapi. Contoh seperti mendengarkan musik, bermain gitar atau alat musik lainnya, membaca Alkitab dan buku-buku rohani, menulis artikel, nonton film box office, dan lain sebagainya.
Hindari perbuatan bodoh seperti merokok, memakai narkoba, dan lain sebagainya.
4. Curahan Hati / Curhat Pada Orang Lain Yang Bisa Dipercaya
Menceritakan segala sesuatu yang terjadi pada diri kita mungkin dapat sedikit banyak membantu mengurangi beban yang ada di hati. Jangan curhat pada orang yang tidak kita percayai untuk mencegah curhatan pribadi kita disebar kepada orang lain yang tidak kita inginkan. Bercurhatlah pada sahabat, isteri/suami, orang tua, saudara, kakek nenek, paman bibi, dan lain sebagainya. Dan sebaik-baiknya tempat curhat adalah Tuhan Yesus, sampaikanlah melalui doa kita.
5. Mencari Penyebab Dan Mencari Solusi
Ketika pikiran kita mulai tenang, cobalah untuk mencari sumber permasalahan dan bagaimana untuk menyelesaikannya dengan cara terbaik. Untuk memudahkan gunakan secarik kertas kosong dan sebatang pulpen untuk menulis daftar masalah yang kita hadapi dan apa saja kira- kira jalan keluar atau solusi masalah tersebut. Pilih jalan keluar terbaik dalam menyelesaikan setiap masalah yang ada.
6. Berpikir Rasional Sebelum Bertindak.
Sebelum marah kepada orang lain cobalah kita memikirkan dulu apakah dengan masalah tersebut kita layak marah pada suatu tingkat kemarahan. Terkadang ada orang yang karena diliatin sama orang lain jadi marah dan langsung menegur dengan kasar mengajak ribut / berantem. Masalah sepele jangan dibesar- besarkan dan masalah yang besar jangan disepelekan.
7. Diversifikasi Tujuan, Cita-Cita Dan Impian Hidup.
Memiliki cita-cita dan impian hidup, maka semakin banyak hal yang perlu kita raih dan kejar mulai saat ini. Tetapkan impian dan angan hidup kita, capai dan lakukan dengan serius dan kerja keras. Mengikuti nafsu marah berarti membuang-buang waktu kita yang berharga.
10. Kendalikan Emosi Dan Jangan Mau Diperbudak Amarah.
Orang yang mudah marah dan cukup membuat orang di sekitarnya tidak nyaman sudah barang tentu sangat tidak baik .Kehidupan sosial orang tersebut akan buruk. Ikrarkan dalam diri untuk tidak mudah marah. Santai saja dan cuek terhadap sesuatu yang tidak penting. Tujuan hidup kita adalah yang paling penting. Anggaplah kemarahan yang tidak terkendali adalah musuh besar kita dan mintalah kepada Tuhan kekuatan untuk memampukan kita mengatasinya.


Share/Bookmark

No comments:

Post a Comment