Search This Blog

Tuesday, June 30, 2015

Aku Bukan Siapa-siapa

Sekitar jam tujuh malam aku keluar rumah, berniat membeli sabun pencuci piring, membawa uang tiga ribu rupiah di saku celana. Aku datangi warung tetanga, lalu aku pulang lagi. Tapi sebentar, secara tak sengaja aku mendongak ke langit, langit yang cerah. Ada satu bintang terang sekali. Hanya satu, dan benar, hanya ada satu. sejenak aku tertegun, tak segera melanjutkan langkahku. Beberapa menit aku memandangi bintang itu.


Bintang...
Andai aku menjadi engkau, mungkin dengan senang hati aku bisa mengawasi semua nya dari atas sana. Lingkungan ku, kehidupan tetangga-tetanggaku, teman-temanku, kekasihku, keluargaku. Aku akan tahu semuanya, karena aku mengawasi nya dari atas sana. 
Bintang... Andai aku menjadi engkau, maka akan dengan sangat senang hati aku dipandangi banyak orang, dijadikan banyak perumpamaan, dirindukan, dipuji banyak orang, bahkan oleh alam semesta sekalipun.
Bintang, andai aku menjadi engkau, maka akan dengan bebasnya menari indah di atas sana bersama dengan bintang-bintang lainya, aku akan bisa menemui bulan setiap malam, tak seperti sekarang, bertemu bulan hanya menjadi sebuah angan-angan. bertemu sejenak, lalu harus terpisah kembali saat aku harus kembali ke rumahku.
Tapi bintang... andai kau terpaksa harus hadir sendiri, menggantung di langit menyendiri, tidakkah kau merasa kesepian? Tak ada kawan menemani, tak ada sesiapapun menyertaimu di sana. Tidakkah kau takut jatuh, dan tak ada yang menolongmu? Orang-orang di bawah mu hanya bisa menonton kau terjatuh, berteriak-teriak tanpa bisa melakukan apapun sebagai tindakan penyelamatan...
Maka... kini aku tak lagi mau sepertimu, bebas lepas di angkasa, mengetahui segalanya, bahkan lebih dari yang oran lain tahu. 
Cukuplah aku di bawah sini, menjadi aku dengan segala kurang lebihku, bersama tetangga-tetangga baikku, bersama keluargaku. Biarlah aku tak menjadi sesuatu yang diperhatikan orang banyak, biarklah aku tak menjadi sesuatu yang mengagumkan, tak berkilau, tapi aku bahagia memiliki tetangga yang tetap ramah, dan semoga tak hanya berteriak dan bersorak ketika aku terjatuh, tapi meraka mengerumuniku untuk datang memberikan pertolongan. Aku dan mereka sama saja, aku bukan bintang, dan merekapun bukan. Aku akan melakukan hal yang sama ketika ada yang jatuh maka aku tak kan pernah teriak atau menyoraki. Adapun ketika aku berteriak, maka teriaknku adalah karena aku ingin lebih banyak orang lagi yang memberikan pertolongan....

Aku bukan bintang, bukan bulan, bukan siapa-siapa. Aku hanya orang biasa yang penuh salah dan dosa....  

Semoga aku bisa lebih baik lagi...

Share/Bookmark

No comments:

Post a Comment