Search This Blog

Monday, June 29, 2015

Ramadhan I'm in Love (3) (Kenapa ini?)

Hatiku koyak, mataku bederai air mata. Lupa dengan puasa, emosi ku meluap-luap. Antara marah, kesal, dan benci sekaligus kecewa. semuanya begitu campur aduk berkecamuk dalam dada. Bagaimana tidak, seeorang yang aku kagumi, aku idam-idamkan bahkan aku jadikan mimpi pada setiap impian, kini harus aku lihat terpampang jelas berfoto bersama seseorang. Perempuan cantik, dengan nama akun Facebook nya
Ratu Amartina telah mengupload dua buah poto. Ya, poto mereka. Ratu dengan Pangeran tampan ku, Kak Riksan Firdaus. Tangan perempuan itu memegangi pinggang kak Riksan, Sementara di poto yang satunya mereka begitu berdempatan, duduk berdua di kursi taman, kepala sang Ratu mengenani pundak kekasihku.
Tuhan... aku tak kuasa lagi membendung tangis ini. Kamar ini, dunia ini seakan runtuh menghantam tubuhku, remuk, retak, tak bersisa. Kali ini aku benar-benar mati rasa. Aku tak percaya, sungguh, benar-benar tak percaya. Kak Riksan yang katanya mencintaiku, katanya menyayangi ku, katanya bersedia menjadi sayap pelindungku, ternyata ia bisa melakukan hal itu. Ia berpoto bersama dengan perempuan dengan posisi sedekat itu. Kakak... siapakah dia? Siapakah perempuan itu? Kenapa kaka gak bilang? Kenapa kakak gak jujur? Kenapa kakak tega...???
Tunggu, Ratu Amartina, ada berteman dengan ku di media sosial ini, berarti dia adalah orang yang aku kenal atau setidak nya ia mengenaliku.
Aku menjelajah, mencoba mencari tahu. Aku telisik setiap informasi yang tertera di Profil nya Ratu Amartina. Aku menemukan informasi bahwa ia adalah teman satu kampusnya Kak Riksan, dengan jurusan yang sama. Tapi kenapa ia berteman dengan ku? Teman macam apa yang seperti itu?
Kepalaku tak mampu berfikir jernih, air mata terus-terusan mengalir di pipiku. Saat itu aku hanya ingin meluapkan kekesalan, ingin berteriak sejadinya, atau berlari ke tengah jalanan ramai dan menabrakkan diri pada mobil kontainer yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi. Aku begitu sakit, kejadian yang bertolak belakakng terjadi hanya berselang dua hari saja. Kemarin lusa aku berjingkrak-jingkrak merasakan asa bahagia yang teramat sangat karena keluargaku menerima dengan lapang dada kedatangan kak Riksan, sedangkan hari ini aku harus menelan pil pahit, menerima kenyataan bahwa ada seseorang yang juga memjadikan Kak Riksan pujaan hatinya. Dari kapan? Mulai kapan? Kenapa harus dia? Kenapa harus semesra itu? kenapa harus diunggah ke media sosial? Seberapa dekatkah mereka?. Pertanyaan - pertanyaan itu yang memenuhi kepalaku.
Telepon gengam ku berdering, Kak Riksan menelpon.
"Hallo Din... Lagi apa? Bobo lagi ya...?"
Suara nya manja, namun terasa bernada ledekan dan ejekkan di telingaku.
"Enggak" ditengah isak tangis aku berusaha menjawab.
"Eh... kok kesayangan nya Kakak kayak lagi nangis begitu...? Kenapa..?"
Nada kekhawatiran yang dulu selalu membuat aku tenang kini mendadak berubah. Aku fikir dia hanya menghibur dan berpura-pura tidak tahu.
"Gak apa-apa, sudah ya Kak, jangan telepon-telepon lagi Nadin" Kalimat terakhir yang aku ucapkan begitu menyakitkan. Berat, namun itulah yang keluar dari mulutku. Kekecewaan yang aku rasakan telah mendorongya begitu kuat sehingga kata-kata itu terlontar. Aku tak mau lagi berhubungan dengan laki-laki yang bernama Riksan Firdaus.Telepon aku tutup tanpa seizin orang yang di sebrang sana.
Telepon ku kembali berdering. Kak Riksan kembali melakukan panggilan. Tiga panggilan terabaikan. Tidak aku pedulikan.

Sebuah pesan BBM masuk

Riksan Firdaus:

PING!!
Din... Kakak gak ngerti kamu ini kenapa? :-(
Kasih kakak penjelasan. 
Jika tangisan mu karena kakak, kakak minta maaf.
tapi jika karena orang lain kakak pengen denger dong curhatan kamu... :-))
kan biasanya juga kamu cerita apapun ke kakak. 
Cerita ya... plis... 
biar kaka nya ak galau :-p

Nadin Pratiwi Nadin :

Din lagi gak mau diganggu
Maaf  jangan hubungin Nadin lagi!!!

Riksan Firdaus :

Lho... kenapa cantik...??
Jadi tanbah bingung deh,,, :-(

Nadin Pratiwi Nadin :
:-X

Riksan Firdaus :
PING!!
PING!!
Din... Cerita... ada apa...???
PING!!
PING!!

Mulutku mengatup, tak mau berkata-kata, kali ini hanya rasa perih di hati yang aku rasakan. Kar Riksan......

***
Sore hari, 
Hari ini aku tidak kemana-mana. Tak punya semangat. Kebetulan hari ini tak ada jadwal kuliah. Aku diam di kamar seharian. Aku tak menemukan alasan untuk aku kembali semangat setelah melihat foto Kak Riksan dengan ceweknya tadi. Ups, cewek nya? Bukankah hanya aku yang selama ini menisi hatinya?
Ah... benarkah.
Telepon genggamku berdering, Kak Riksan kembali menghubungiku. Kali ini aku mau mengangkat teleponnya. Barangkali ada penjelasan yang aku dapatkan. 

"Halo..." dari sebrang sana terdengar suara lembut Kak Riksan
"Iya"
"Kok ketus amat jawabnya... Jelek lho..." Kak Riksan berusaha menggoda.
"Biarin aja"
"Din.... Kenapa siih..,? Aneh deehhh... Cerita dong ke Kakak. jangan bikin kakak Sedih ah.. Kakak jadi tak semangat kerja neeh.. mana laper, haus, lagi puasa, lemes ditambah lagi kamu... Kakak kalo denger kamu ketawa kayak nya laper haus n lemesnya angsung sembuh deh" Candanya bikin bibirku bergerak, hampir membentuk senyuman. jujur aku senag dia tak pernah berubah. candaannya selalu bisa membuat aku tertawa bahagia. Kak Riksan memang paling pandai membuat aku senyum agi ketika aku sedih, dan melupakan kesedihan yang sebenarnya aku rasakan. tpi kali ini aku tak tahu, kesedihanku rasanya belum jua terobati.
"Din.... kok diam..." Suara kak Riksan menyadarkan ku.
"kakak, bisa-bisanya kakak bilang Din bikin kamu sedih, Kamu sendiri memamngnya gak sadar udah bikin Din nangis nangis seharian sampe matanya benkak?"
"Waaahhh?? Kamu nangis? Seharian? Menangisi Kakak?, Oh.. Makasih...> Tapi Kakak kan gak pergi, kalo kangen jangan terlalu dalem makanya, sampai nangis-nangis begitu...." dalam kondisi seperti ini Kak Riksan masih bisa bercanda... Hmmmm... Menjengkelkan!!
"Kakak, Nadin serius! kaka jawab dengan jujur, Siapa perempuan yang yang berfoto sama kakak dan di aplot ke Facebook? Kenapa harus semesra itu? Kenapa Kakak gak jujur sama aku jika kakak punya pacar lain...? Kenapa Kakak bohongin Nadin Kak? Sekarang Din minta penjelasan siapa dia sebenarnya?"
"O... karena itu... hm.... Kakak minta maaf belum semmpet jujur sama Nadin... Maaf.. banget. Terserah Din mau marah atau apa sama kakak..."
"Jadi... Siapa sebenarya dia kakak?"
"Sebentar Din... maaf kakak ada telepon masuk. Sebentar ya...." terdengar suara percakapan di sebrang sana. Kak Riksan berbicara dengan seseorang. Dan...
"Din... Maaf banget, kakak gak bisa lanjuti obrolan kita. Kakak harus segera menghadap atasan. kakak tinggal dulu ya... Selamat Nagabuburit Nadin Sayang... Jangan Galau lagi ya... Kan udah ditelepon Sama Kakak. Assalamualaikum..."
..............tut tut tut tut..........
Kak Riksan.....!!! Amarah ku tak terbendung. Menyebalkan! 

*Bersambung



Share/Bookmark

No comments:

Post a Comment