Bandung, 27 November 2014
Teruntuk Mamah Tersayang
Di Tempat Terindah
Assalamualaikum Mah…
Hari
ini betapa ingin aku mendengar suaramu, menatap wajahmu, memeluk hangat
tubuhmu. Seperti orang lain yang selalu bisa menemui ibu nya, berbagi cerita
tentang apapun yang dialaminya. Tapi apa yang bisa aku lakukan mah…? Aku hanya
bisa memandangi foto cantik mamah, mendo’akan mamah, dan mencurahkan rindu
lewat do’a-do’a, dan melaluui surat ini juga surat-surat sebelumnya.
Mah…
aku ingat, dulu mamah selalu menasihatiku agar aku jadi perempuan yang hebat.
Ya, hebat seperti mamah. Tidak selalu mengandalkan orang lain, apapun bisa
diselesaikan sendiri, tidak cengeng, dan tidak mudah mudah menyerah atau
mengeluh, selalu berusaha sampai batas akal kita tak mampu menyelesaikan
masalah yang kita hadapi. Mamah ingin aku kuliah, Karena mamah ingin aku bisa
bekerja dan memiliki pendapatan sendiri. Mamah bilang… agar kita bisa berbagi
dengan sodara atau bisa banyak beramal dengan uang kita sendiri. Dan itu mamah
lakukan dulu. Mamah bekerja menjadi guru, dan subhanallah, mamah terbiasa
membagi rejeki kepada saudara jika awal bulan tiba.
Sekarang…setelah
mamah tiada, apa yang mamah nasihatkan terasa begitu berarti. Memang betul,
menjadi perempuan itu tidak harus terlalu lemah lembut, Tak mesti warna warni
dan terlalu feminim. Mamah benar,sifat perempuan itu ada pada hati dan
sikap,bukan pada penampilan.
Aku
ingat,mamah yang tak pernah bermakeup, mamah yang tekpernah punya baju pink.
Pas aku Tanya kenapa,mamah menjawab:”cantiknya perempuan itu dari hati, bukan
karena dandan, Dan menariknya perempuan itu bukan dari warna bajunya, tapi dari
sikap, dan rapih atau tidaknya”. Luar biasa mah…mamah memang luar biasa!
Sekarang aku juga menjadiseorang guru, aku akan terus belajar menjadi seperti
mamah. Perempuan hebat, mandiri, terampil, dan cerdas.walaupun aku tahu, aku
tak akan mampu menyamai mamah. Tapi setidaknya sampai saat ini aku terus
belajar. Mamah tahu tidak, jika ada yang bertanya siapa orang yang paling aku
idolakan dan menginsfirasi? Sampai sekarang aku selalu menjawab bahwa orang itu
adalah mamah.
Mah…sebentar
lagi hari ibu, aku ingat 3 tahun yang lalu aku masih sempat memberikan ucapan
selamat dan do’a untuk mamah, sampai akhirnya aku sangat tidak percaya jika
beberapa hari kemudian tepatnya 10 januari mamah harus meninggalkan kami
anak-anakmu. Aku sedih mah…sangat
terpukul. Tapi apa yang bisa aku lakukan? Aku sadar Allah lebih tahu yang
terbaik untuk mahluk-Nya. Mamah yang tengan di sana ya...Aku yakin Allah telah
memberi tempat aman dan nyaman untuk orang sebaik mamah. Aku pun tak pernah
lupa untuk selalu mendo’akan mamah dari sini. Maafkan ya mah… jika selama mamah
hidupa aku belum sempat membahagiakan mu. Aku janji akan berusaha untuk menjadi
yang terbaik untukmu, untuk adik-adik,untuk ayah,dan untuk keluargaku. Terimakasih
atas semuanya. Aku selalu sayang mamah…
Dari yang
selalu mencintaimu
“teteh”
Biodata
Diantika
Irma Ekawati, Lahir di Ciamis kota kecil yang asri, pada tanggal 21 Maret 28
tahun yang lalu. Sekarang beralamat di Jalan Winaya Elok V blok F2 no. 2.
Perumahan Griya Winaya kelurahan Pasir Jati, Ujungberung Bandung.
No comments:
Post a Comment