Kuliah hari ini tak begitu menyenangkan. Mata
kuliah di jam itu tidak begitu di sukainya. Walaupun dosennya sedikit kece,
tak
menambah semangat Resa untuk mengikuti perkuliahan dengan sungguh-sunguh. Kepalanya
masih dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan, siapakah sebenanya laki-laki yang
mengirimkan pesan SMS dan yang mengirimkan kertas putih itu? Apakah orang yang
sama?
Berulang kali Resa melihat jam tangan putih yang
dipakainya. Warnanya terlalu kontras dengan warna baju yang ia kenakan (gak
nyambung dan gak senada) tapi menurutnya putih adalah warna yang netral. Oke-oke
saja kalau dipakai dengan warna apapun. Rasanya waktu begitu lambat bergulir,
dosen kece yang kini di depannya pun rasanya seperti bertanduk dan menyebalkan.
ingin rasanya perkuliahan itu cepat berakhir.
*
Lega rasanya. Akhirnya jam perkuliahan habis
sudah. Dengan langkah gontai setengah malas, diraihnya tas coklat yang
diletakannya di atas meja. Selembar kertas putih terjatuh, kembali Resa
mengingat kejadian di gerbang kampus tadi. Kemudian dibukanya sekali lagi
kertas itu dan dibacanya. Baru Ia sadar, bahwa Ia harus mencari tahu siapa
laki-laki pincang yang memberikan kertas itu. Apa hubungannya dngan penulis
surat?. Fkirannya pun menerawang, mencoba menerka-nerka. Sungguh Resa tidak
mengenali laki-laki misterius itu.
Tengah asik melamun, tersentak tiba-tiba pundak
Resa disentuh seseorang.
"Ngelamunin aku ya sayank...?" Reno
duduk di kursi sebelah.
Resa : "Lho, udah lama di sini Ren?"
Reno :" Lumayan..., asik juga ya liatin
cewek cantik melamun".
Tangan nakal nya Reno menyentuh dagu Resa. Resa
menepis dan beranjak dari kursi, Bergegas keluar dari ruang kuliah.
Reno : "Yank kok cemberut?" Reno mengejar.
Resa: “Sudah aku bilang, kalo lagi ngobrol ya
ngobrol aja, tangan nya gak usah ikutan!" Resa dengan nada agak tingi dan
mempercepat langkah kaki nya.
Reno :”Jangan ngambek dong yank.., kita nonton
yuk" ajak Reno.
Resa: "Ogah". Resa berlalu meninggalkan
Reno..
Dengan langkah secepat mungkin Resa meninggalkan
pacarnya yang bengong di atas motor Ninjan nya. Tanan nya melambai menyetop
angkot warna coklat. Padahal angkot itu sama sekali tak sesuai dengan arah ke
mana Resa pulang. Difikirannya yang penting Ia pergi menjauh dari Reno.
*
Di dalam angkutan kota Resa duduk di sudut
belakang. Matanya memandang apapun yang lterlihat dan melintas di depan
matanya. Tak begitu menhiraukan semuanya. Telepon genngamnya berbunyi. Pesan singkat
dari nomer misterius mauk lagi, yang Ia beri nama kontak "siapa ini"
Siapa ini : "Cantik… Kan pernah aku bilang,
aku gak mau lihat kamu cemberut..., sekarang kok cemberut… Senyum ya cantik…”
Resa : "Lho, kok tahu, kamu siapa sih???”
Siapa Ini : “Aku pengagummu..."
Resa mulai kesal dan bertambah-tambah rasa kepenasaranannya.
‘Gak jelas banget ini orang, bisa tahu kejadian yang aku alami’, fikirnya.
Siapa Ini : "Sekarang ke Kedai Bakso Roman
ya… Ada seseorang yang menunggumu di sana..."
Sms terakhir bagaikan hipnotis yang bisa mempengaruhi
Resa, sehingga meminta turun tepat di depan Kedai Bakso yang dimaksud.
Resa turun, dan lagi-lagi laki-laki pincang
berjaket yang terlihat di sana. Laki-laki itu menghampiri, dan kembali
menyerahkan secarik kertas tanpa basa-basi dan lalu pergi.
"Wey... kamu siapa sebenarnya? Sebentar
dong.. Aku mau ngomong…” Dengan nada tinggi Resa meneriaki laki-laki itu yang
semakin mempercepat jalannya meningalnkan Resa sendirian dalam kebingungan yang
luar biasa.
Resa mencari tempat duduk yang nyaman di kedai
itu. Lalu perlahan membuka lipatan kertas putih dan membacanya.
"Resa sayang… Maafakan jika tulisan-tulisan
ini membuatmu merasa terganggu, dan membuatmu bertanya-tannya. Aku tahu kamu
pasti penasaran. Tapi jujur, Aku belum siap yang untuk menampakkan diri. Kamu terlalu
indah untuk aku temui. Sorot matamu terlalu tajam, menghujam hati ku dan semakin
aku jatuh cinta padamu. Suara lembut mu bagaikan alunan melodi yang indah di kedua
telinga ku. Hanya satu, Aku tak memiliki keberanian yang cukup untuk mengakui
betapa aku memujamu, dan betapa aku menginginkanmu menjadi teman dalam
hari-hariku, teman hidupku. Bersamamu aku yakin, Panjang usiaku. Hidup dengan
mu aku yakin akan selalu bahagia. Tapi sayang… Sekarang kamu milik orang lain.
Dan aku tak sanggup merebutmu dari nya karena aku sadar aku tak memiliki
apa-apa, tak mampu memberi apa-apa, bahkan mungkin tak bisa menjadi orang yang
bisa kamu harapkan.
Aku bahagia walau hanya memandangmu dari
kejauhan... Akan aku habiskan sisa waktuku untuk menyanjungmu"
Dari yang Selalu Memujamu”
Dahi Resa menernyit. Mulai dirasakannya ada
seseorang yang begitu tulus mencintainya. Ingin rasanya ia mengetahui siapa
orang itu dan siapa laki-laki yang dengan setia mengantarkan surat walau
berkaki pincang. Apa hubungan nya dengan penulis surat? Atau bahkan dibayar
berapa? Hingga mau dan bersedia menyampaikan surat dengan susah payah.
Menyesal tak berhasil mendapatkan informasi dari
lelaki pincang itu, Resa beregegas untuk segera pulang (takut kehujanan).
*
Sampai di rumah.
*
Sampai di rumah.
Basah kuyup baju Resa. Hujan di luar sana
membuatnya kedinginan. Begegas Resa berganti pakaian dan mengeringkan
rambutnya. Satu pesan SMS hingap di handphone nya.
Siapa Ini : "Haiy... Udah nyampe rumah
belum? Ujan nya deras banget. Kalo udah di rumah, istirahat ya… Aku sayang kamu :-)"
Resa mulai jenuh, Ia tah suka di permainkan. Lalu
dibalasnya :
Resa :"Kamu, orang gak jelas, kalo gak
berani menampakkan diri udah hentikan semua ini!"
Dalam keadaan "bete" seperti itu Resa
merasa membutuhkan teman curhat. dibukanya deretan kontak di BBM nya. Tak ada
yang bisa Ia percaya. Reo? pacarnya? Ah... Tidak mungkin... Hanya satu yang
Resa ingat yaitu.. Jingga. Cowok ganteng cuek yang selalu bikin Resa penasaran.
Sayang sekali Resa tak memiliki nomor kontaknya.
Tubuh Resa lelah. Ketiduran...
*Bersambung...
No comments:
Post a Comment