Search This Blog

Wednesday, January 14, 2015

Pengagum Rahasia (Part 2)



Kuliah hari ini tak begitu menyenangkan. Mata kuliah di jam itu tidak begitu di sukainya. Walaupun dosennya sedikit kece,
tak menambah semangat Resa untuk mengikuti perkuliahan dengan sungguh-sunguh. Kepalanya masih dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan, siapakah sebenanya laki-laki yang mengirimkan pesan SMS dan yang mengirimkan kertas putih itu? Apakah orang yang sama?

Berulang kali Resa melihat jam tangan putih yang dipakainya. Warnanya terlalu kontras dengan warna baju yang ia kenakan (gak nyambung dan gak senada) tapi menurutnya putih adalah warna yang netral. Oke-oke saja kalau dipakai dengan warna apapun. Rasanya waktu begitu lambat bergulir, dosen kece yang kini di depannya pun rasanya seperti bertanduk dan menyebalkan. ingin rasanya perkuliahan itu cepat berakhir.

*
Lega rasanya. Akhirnya jam perkuliahan habis sudah. Dengan langkah gontai setengah malas, diraihnya tas coklat yang diletakannya di atas meja. Selembar kertas putih terjatuh, kembali Resa mengingat kejadian di gerbang kampus tadi. Kemudian dibukanya sekali lagi kertas itu dan dibacanya. Baru Ia sadar, bahwa Ia harus mencari tahu siapa laki-laki pincang yang memberikan kertas itu. Apa hubungannya dngan penulis surat?. Fkirannya pun menerawang, mencoba menerka-nerka. Sungguh Resa tidak mengenali laki-laki misterius itu.

Tengah asik melamun, tersentak tiba-tiba pundak Resa disentuh seseorang.
"Ngelamunin aku ya sayank...?" Reno duduk di kursi sebelah.
Resa : "Lho, udah lama di sini Ren?"
Reno :" Lumayan..., asik juga ya liatin cewek cantik melamun".
Tangan nakal nya Reno menyentuh dagu Resa. Resa menepis dan beranjak dari kursi, Bergegas keluar dari ruang kuliah.
Reno : "Yank kok cemberut?" Reno mengejar.
Resa: “Sudah aku bilang, kalo lagi ngobrol ya ngobrol aja, tangan nya gak usah ikutan!" Resa dengan nada agak tingi dan mempercepat langkah kaki nya.
Reno :”Jangan ngambek dong yank.., kita nonton yuk" ajak Reno.
Resa: "Ogah". Resa berlalu meninggalkan Reno..

Dengan langkah secepat mungkin Resa meninggalkan pacarnya yang bengong di atas motor Ninjan nya. Tanan nya melambai menyetop angkot warna coklat. Padahal angkot itu sama sekali tak sesuai dengan arah ke mana Resa pulang. Difikirannya yang penting Ia pergi menjauh dari Reno.

*
Di dalam angkutan kota Resa duduk di sudut belakang. Matanya memandang apapun yang lterlihat dan melintas di depan matanya. Tak begitu menhiraukan semuanya. Telepon genngamnya berbunyi. Pesan singkat dari nomer misterius mauk lagi, yang Ia beri nama kontak "siapa ini"
Siapa ini : "Cantik… Kan pernah aku bilang, aku gak mau lihat kamu cemberut..., sekarang kok cemberut… Senyum ya cantik…”
Resa : "Lho, kok tahu, kamu siapa sih???”
Siapa Ini : “Aku pengagummu..."
Resa mulai kesal dan bertambah-tambah rasa kepenasaranannya. ‘Gak jelas banget ini orang, bisa tahu kejadian yang aku alami’, fikirnya.
Siapa Ini : "Sekarang ke Kedai Bakso Roman ya… Ada seseorang yang menunggumu di sana..."
Sms terakhir bagaikan hipnotis yang bisa mempengaruhi Resa, sehingga meminta turun tepat di depan Kedai Bakso yang dimaksud.

Resa turun, dan lagi-lagi laki-laki pincang berjaket yang terlihat di sana. Laki-laki itu menghampiri, dan kembali menyerahkan secarik kertas tanpa basa-basi dan lalu pergi. 

"Wey... kamu siapa sebenarnya? Sebentar dong.. Aku mau ngomong…” Dengan nada tinggi Resa meneriaki laki-laki itu yang semakin mempercepat jalannya meningalnkan Resa sendirian dalam kebingungan yang luar biasa.

Resa mencari tempat duduk yang nyaman di kedai itu. Lalu perlahan membuka lipatan kertas putih dan membacanya. 

"Resa sayang… Maafakan jika tulisan-tulisan ini membuatmu merasa terganggu, dan membuatmu bertanya-tannya. Aku tahu kamu pasti penasaran. Tapi jujur, Aku belum siap yang untuk menampakkan diri. Kamu terlalu indah untuk aku temui. Sorot matamu terlalu tajam, menghujam hati ku dan semakin aku jatuh cinta padamu. Suara lembut mu bagaikan alunan melodi yang indah di kedua telinga ku. Hanya satu, Aku tak memiliki keberanian yang cukup untuk mengakui betapa aku memujamu, dan betapa aku menginginkanmu menjadi teman dalam hari-hariku, teman hidupku. Bersamamu aku yakin, Panjang usiaku. Hidup dengan mu aku yakin akan selalu bahagia. Tapi sayang… Sekarang kamu milik orang lain. Dan aku tak sanggup merebutmu dari nya karena aku sadar aku tak memiliki apa-apa, tak mampu memberi apa-apa, bahkan mungkin tak bisa menjadi orang yang bisa kamu harapkan.
Aku bahagia walau hanya memandangmu dari kejauhan... Akan aku habiskan sisa waktuku untuk menyanjungmu"

Dari yang Selalu Memujamu”



Dahi Resa menernyit. Mulai dirasakannya ada seseorang yang begitu tulus mencintainya. Ingin rasanya ia mengetahui siapa orang itu dan siapa laki-laki yang dengan setia mengantarkan surat walau berkaki pincang. Apa hubungan nya dengan penulis surat? Atau bahkan dibayar berapa? Hingga mau dan bersedia menyampaikan surat dengan susah payah.

Menyesal tak berhasil mendapatkan informasi dari lelaki pincang itu, Resa beregegas untuk segera pulang (takut kehujanan).

*
Sampai di rumah. 

Basah kuyup baju Resa. Hujan di luar sana membuatnya kedinginan. Begegas Resa berganti pakaian dan mengeringkan rambutnya. Satu pesan SMS hingap di handphone nya.

Siapa Ini : "Haiy... Udah nyampe rumah belum? Ujan nya deras banget. Kalo udah di rumah, istirahat ya… Aku sayang kamu :-)"

Resa mulai jenuh, Ia tah suka di permainkan. Lalu dibalasnya :
Resa :"Kamu, orang gak jelas, kalo gak berani menampakkan diri udah hentikan semua ini!"

Dalam keadaan "bete" seperti itu Resa merasa membutuhkan teman curhat. dibukanya deretan kontak di BBM nya. Tak ada yang bisa Ia percaya. Reo? pacarnya? Ah... Tidak mungkin... Hanya satu yang Resa ingat yaitu.. Jingga. Cowok ganteng cuek yang selalu bikin Resa penasaran. Sayang sekali Resa tak memiliki nomor kontaknya.
Tubuh Resa lelah. Ketiduran...

*Bersambung...
 

Share/Bookmark

No comments:

Post a Comment