Pagi itu sangat cerah, sangat cocok
untuk jalan-jalan. Resa bergegas bardandan alakadarnya, gak mandi tapi
satidaknya dia terlihat cantik dan tetap wangi.
karena buat apa mandi,
fikirnya. toh pagi ini dia akan melakukan jogging. ingin rasanya jalan-jalan
sambil olahraga ke taman kota, sambil melihat-lihat pemandanan, membeli jajanan
kecil dan bahkan,,, mencari cowok ganteng cool yang selalu menarik
perhatiannya. biasanya Jingga ada di sana, bersama teman-teman senimannya. ya!
sebenarnya Resa mau jogging hanya karenan ingin ketemu Jingga. tujuan untuk
lebih sehat, ya itu adalah tujuannya yang kesekian.
Telfon gengamnya berdering di saku
celana. celana olahraga yang longgar warna biru langit adalah celana olahraga
kesayangannya. Resa tak mau terlihat seksi, risih rasanya jika orang-orang
melihatnya dan mata-mata nakal memperhatikan lekuk tubuhnya baian bawah. tapi
bagian atas, Resa lebih suka memakai kaos pendek ketat, biar agak seksi. Lhoh??
Diangkatlah telfon itu, terdengar
suara pria di sebrang sana.
Reno : "Hallo sayang.. Minggu
pagi ini lagi ngapain? udah bangun?". sedikit agak marah... Resa menjawab
Resa : "Udah dong… udah mau
olahraga neh.."
Reno : "Oh.. kok gak ajak-ajak
sih sayang.."
Resa : “Hmmm. kamu nya aja belum bangun
kan...? Ya sudah aku pergi sendiri saja. Lagian jarak dari rumah kamu ke sini
kan jauh.. Sudah lah… Lanjut tidur aja ya… Aku olahraga dulu. bye..."
Telephon ditutup...
*
Di bawah pohon rindang, pada sebuah
bangku kayu Resa menikmati minuman teh botol dingin. setelah lari 3 keliling rasanya
begitu lelah dan haus. Maklum sudah lama tidak berolahraga. Matanya tidak mau
diam, terus menerus mengamati setiap tempat sejauh mata memandang di sekitar
taman. Adakah seseorang yang dicarinya? Lama sudah ia duduk di sana, tampaklah
kerumunan orang-orang yang sepertinya Resa kenal. Ya, mereka adalah teman-teman
yang biasa bersama Jingga. Baru saja Resa akan beranjak dari tempat duduknya, hendak
menghampiri teman-teman Jingga, sebuah pesan masuk di handphonnya :
"Cantik... Sayang banget, hari Minggu ini aku tak akan bisa
melihat mu lagi di taman. Jujur aku merindukanmu, tapi Tuhan berkehendak lain.
Selamat berolahraga ya... Jaga kesehatanmu baik-baik"
Entah kenapa, kepala Resa tiba-tiba
menyimpulkan bahwa pengirim SMS itu adalah Jingga, kerena Jingga. Pengirim
surat-surat pun adalah Jingga, orang yang sekarang sedang is cari di taman,
orang yang selama ini membuatnya penasaran. tapi kemanakah dia?. Langkahnya semakin cepat, menhampiri
kerumunan teman-teman Jingga.
"Maaf kang, akang-akang ini
teman-temannya Jingga kan ya...?"
Tak ada jawaban. Hanya pandang memandang satu sama lain, itu yang mereka
lakukan. "Jawab kang… Kenapa diam? Jingga nya kemana ya?" Penasaran Resa dibuatnya.
Lagi-lagi tak ada jawaban yang
diinginkan. Seseorang menggenggam pergelangan Resa dan bergumam :
"Kalo mau tahu dimana Jingga sekarang,
ayo kamu ikut kami" . Tanpa rasa ragu Resa mengikuti langkah mereka.
*
Rumahsakit Permata, ternyata ke
sinilah teman-teman Jingga membawanya. Di ruang A53 terbaringlah sesosok
laki-laki yang sebenanrya tidak Resa kenal, namun nampak tak asing lagi. Di
sudut ruangan tersimpan sepasang jangka penopang, dan di kursi itu terpampang
jaket pada sandarannya. Ya, itu adalah jangka penopang dan jaketnya si
pengantar surat.
Air mata Resa mengalir. Setelah
berdiri lebih dekat, kini dapat ia kenali. bahwa yang sedang terbaring lemah
itu adalah Jingga. Resa tak dapat berkata apa-apa. Jingga meminta Resa
mendekat, diraihnya tangan Resa.
"Cantik... apa kabarnya? Senang
lihat kamu di sini. Kamu pasti kaget, melihat jaket sama jangka penopang itu.
kamu benar Sa… Pengantar surat itu aku. Yang menulianya pun itu aku. yang
mengirim sms itupun aku.."
Seraya menyeka air matanya, Resa : "tapi
kenapa kamu harus menyamar? Kenapa gak bilang lansung? Kenapa kamu bikin aku
penasaran? Kenapa Jingga???"
Jingga : "Sa... Dengerin aku...
Aku dan Reno adalah teman baik sejak SMP, kami bersahabat. aku tak mau
nenyakiti hati kawanku. Aku tahu dia begitu tak mau kehilanganmu. Makanya
mungkin dia kadang terlalu melindungimu dan mengekangmu. Reno dan aku sama-sama
tau kalau aku dan dia naksir kamu. Tapi bodohnya aku, aku tak memiliki cukup
keberanian untuk berterus terang padamu. Aku kalah Sa... Reno mendapatkan
hatimu... Walaupun kini aku tahu, dari tatap matamu, dari tingkah lakumu, hati
mu sebagian besar memilihku. Betul kan Resa?
(Tanpa bisa menjawab, Resa hanya menangguk).
Jingga :"Awalnya aku bisa menerima
kamu jadi pacarnya Reno. Tapi lama-lama setiap kali aku melihat mu, setiap aku
menyadari bahwa kamu memperhatikannku rasa itu tumbuh lagi Sa… Aku menyayangi
mu… Tapi disaat aku memiliki keberanian untuk menyampaikannya aku malah sudah
dalam keadaan lemah begini. Aku tak mampu berbuat apa-apa Sa… Kakiku harus
diamputasi..."
Jingga masih berusaha tersenyum
walaupun kabar yang ia sampaikan sangat menyayat hati Resa. dia begitu kuat...
Resa : "Jingga... ketahuilah
akupun sangat menyayangi mu... tapi yang aku sesali kenapa kok kamu gak nagsih
kabar kalau kamu kecelakaan... terus kenapa kamu harus menutup diri...?
(Jingga terdiam... tak memberikan
jawaban)
Seseorang yang merupakan salah satu
teman Jingga menyahut dengan nada sisis
"Sebetulnya Reno lah penyebab
semua ini, gara-gara Reno tahu Jingga suka lagi sama kamu dia ngajakin Jingga
balapan dan dia berbuat curang, Reno menjebak Jingga sampai kecelakaan. Reno mengira
Jingga sudah mati. Jingga menyamar agar Reno tak lagi menyakitinya dan agar
kamu tak disakitinya Sa.."
Dada Resa terasa sesak. Kabar itu begitu
menyakitkan. Seolah-olah dia tak percaya apa yang telah ia dengar. Hatinya kalut, fikiran nya buntu, tak banyak
yang bisa dilakukannya selain memeluk erat Jinnga dan berkata:
"Jingga.. maafkan aku...
Jadilah kekasihku… Aku akan menerimamu apapun keadaanmu, jangan menolak...
kerena aku tak mau kehilanganmu.."
Suasana hening, hanya helaan nafas
dan snyum-senyum bahagia dari semua yang hadit di ruangan itu.
TAMAT......
subhanaAllah bagus bngtt.....jangan lupa mampir dan komen k blogku jg ya.
ReplyDeletemakasih banyak. okke... :-)
ReplyDelete